Jumat, 29 Maret 2024

Gubernur Ganjar Bakal Bikin Kongres Sampah

Ali Muntoha
Sabtu, 20 Juli 2019 14:51:04
Gubernur Ganjar Pranowo di sela-sela penanaman mangrove di Kota Semarang. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Semarang - Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengaku jika persoalan sampah menjadi perhatian yang harus diutamakan banyak pihak saat ini. Utamanya adalah sampah plastik. Karenanya, dia menggagas kongres sampah untuk menemukan formula terbaik mengatasi persoalan itu. “Ini satu hal yang menjadi perhatian saya. Karena kalau dilihat sekarang ini, sampah plastik adalah masalah utama yang harus kita selesaikan bersama,” ujarnya saat penanaman mangrove bersama PT Nojorono, di Kelurahan Mangunharjo, Kecamatan Tugu, Kota Semarang, Sabtu (20/7/2019). Ganjar mengatakan, semua pihak akan dilibatkan dalam satu forum. Bahkan, para perusahaan penyedia atau pembuat plastik juga akan diikutsertakan. “Mereka ini (perusahaan plastik, red) yang akan kita minta membuat draft-nya. Ini satu bentuk upaya agar kita tidak hanya memikirkan satu sisi saja yakni penanganan sampahnya, tapi bagaimana merangkul pembuatnya,” tuturnya. Tujuan menyatukan berbagai pihak ini, disebut Ganjar sebagai upaya agar semuanya bisa bahagia saat mencari solusi penanganan sampah plastik ini. Upaya ini memang harus dilakukan pelan-pelan, karena terkait pula sisi ekonomi masyarakat. “Kita tidak bisa meninggalkan pihak produsennya juga. Mesti kita akomodir maunya bagaimana. Supaya nanti jika aturan itu jadi, semua pihak akan bahagia melaksanakannya. Tidak ada yang terpaksa menjalankannya,” tegasnya. Kawasan pantai memang menjadi salah satu kawasan yang banyak tercemar limbah sampah plastik. Sudah banyak kasus yang terjadi, ketika sampah plastik ditemukan di berbagai biota laut. Bahkan menjadi makanan ikan, salah satunya. Ini juga yang menjadi keprihatinan Presiden Direktur PT Nojorono Stefanus JJ Batihalim. Menurutnya, kesadaran masyarakat menjadi sangat penting untuk mendukung upaya penanganan sampah itu sendiri. Dia mencontohkan bagaimana disiplin membuang sampah itu dimulai dari anak-anak. “Kita contoh saja di Jepang misalnya. Di sana, jika di ruang publik tidak ada tempat sampah, maka sampah wajib dibawa pulang. Nanti sampai rumah, dipisahkan mana sampah plastik, sampah organik, dan lainnya. Cara memisahkannya ini, juga bisa kita ajarkan ke anak kita,” katanya didampingi Head of Corporate Brand and Marketing Communication Amelia Santoso dan CSR Manager T Sugiyanto. Ana-anak muda, menurut Stefanus, juga bisa menjadi contoh bagi upaya menanggulangi sampah tersebut. Termasuk memanfaatkan media sosial yang mereka miliki, untuk mendukung kampanye mengurangi sampah. “Anak-anak muda ini luar biasa. Mereka punya kekuatan untuk bisa mengajak yang lain mengurangi sampah. Tinggal upload di medsos mereka, jadi viral kan. Itu sangat bagus,” imbuhnya. (lhr)   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar