Kamis, 28 Maret 2024

Sentra Bambu, Jrahi Pati Bakal Dikembangkan Sebagai Desa Hayati

Cholis Anwar
Jumat, 19 Juli 2019 17:31:59
Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah meninjau lokasi desa hayati. (MURIANEWS.com/Cholis Anwar)
MURIANEWS.com, Pati - Desa Jrahi yang berada di Kecamatan Gunungwungkal, Pati bakal dikembangkan sebagai desa hayati. Upaya itupun mulai dilakukan dengan pengembangan tumbuhan bambu. Selain karena desa tersebut telah memiliki potensi besar, tumbuhan bambu juga bernilai ekonomis dan bermanfaat untuk langkah konservasi. Bahkan Universitas Muria Kudus (UMK) sudah mulai melakukan penelitian terhadap potensi bambu yang ada di desa tersebut. Hendy Hendro Hady Srijono, peneliti UMK menyebutkan konsep dasar dipilihnya bambu karena memang dapat dimanfaatkan untuk daerah yang lingkungannya butuh perbaikan. “Bambu memiliki fungsi untuk meminimalisir longsor. Sejumlah warga pun mulai sadar akan hal itu. Sejak 2012 warga telah menanam bambu di daerah yang longsor dan juga sisi kanan kiri sungai yang ada di desa tersebut,” katanya, Jumat (19/7/2019). Bambu pun dinilai memiliki manfaat dalam menjaga air sungai. Sebelum ada bambu, saat musim kemarau air sungai kering, namun kini masih ada air dan sangat jernih. Saat dilihat di sekitar akar bambu terlihat kondisi tanahnya basah. Bahkan ada yang jelas mengalirkan air. Warga Desa Jrahi kini pun telah menanam bambu jenis petung kultur jaringan, sehingga lebih cepat pertumbuhannya. Bahkan rebung atau tunas bambu kini banyak dijual warga untuk tambahan perekonomian. “Ini menunjukkan dari sisi ekonomi ada, sisi koservasi alam berhasil,” jelasnya. Penyuluh Kehutanan Cabang Dinas Kehutanan Wilayah II Dinas Lingkungan Hidup dan Kehutanan Jawa Tengah Yohan Surtiani mengatakan, melihat potensi tersebut diharapkan Desa Jrahi dapat dikembangkan sebagai desa bambu. “Potensinya begitu besar dan masyarakatnya juga sangat paham. Tentunya antara potensi secara ekonomi maupun konservasi lingkungannya juga cukup baik,” ungkapnya. Pihaknya pun menyebut mendukung langkah penelitian yang dilakukan UMK. Dukungan itu diwujudkan dengan menyiapkan demplot atau lahan percontohan. Lokasi yang dipilih pun memiliki karakter yang baik. Seperti halnya dekat dengan sumber air. Bahkan dirinya pun berencana akan mengundang ahli bambu agar bisa meningkatkan harga jual bambu dengan berbagai produk olahannya. Hal itu agar tingkat kesejahteraan warga semakin meningkat. “Misalkan kalau memungkinkan bisa dibuat semacam papan tentu harganya bisa lebih tinggi,” imbuhnya. Sementara itu, Ketua Perkumpulan Tani Lestari Nglorah Sunarto mengapresiasi langkah penelitian di desanya. Dia menyebut sekarang ini di desanya stok bambu sangat melimpah. Jenis bambu kultur jaringan yang ditanam pun diakui lebih kuat dibanding bambu petung lokal.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar