Kamis, 28 Maret 2024

446 Pendaftar PPDB di Jateng Gunakan SKD Aspal, 2 Siswa Langsung Diblacklist

Ali Muntoha
Rabu, 10 Juli 2019 10:22:35
Gubernur Ganjar Pranowo memimpin rapat koordinasi pelaksanaan PPDB di Puri Gedeh Semarang, Selasa (9/7/2019) malam. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Semarang – Panitia Penerimaan Peserta Didik (PPDB) SMA 2019 di Jateng menemukan ada 446 calon siswa menggunakan surat keterangan domisili (SKD) aspal atau tak sesuai fakta. Mereka langsung dicoret dari daftar PPDB. Bahkan dua di antaranya tak hanya dicoret, tapi didiskualifikasi dari daftar yang telah diterima dan diblacklist. Ini dilakukan lantaran orang tua dua siswa tersebut selain melakukan pemalsuan surat domisili, juga melakukan rekayasa saat tim PPDB melakukan verifikasi lapangan. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, sebanyak 444 calon siswa yang menggunakan SKD tak sesuai fakta dicoret, namun masih diberi kesempatan untuk mendaftar lagi melalui jalur yang benar. Sementara dua lainnya, sebenarnya sudah diterima di SMA negeri, namun terdeteksi menggunakan SKD palsu di ambang waktu pengumuman, sehingga langsung didiskualifikasi. ”Jadi totalnya ada 446 calon siswa yang menggunakan SKD harus dicoret. Dua yang harus didiskualifikasi karena menggunakan SKD palsu,” kata Ganjar, Rabu (10/7/2019). Salah satu siswa yang didiskualifikasi itu berasal dari Kendal. Terbongkarnya SKD palsu itu terbongkar atas pengakuan salah satu warga yang dipaksa membuat kesaksian palsu oleh oknum orangtua. "Sebelum menyertakan SKD saat pendaftaran, orangtua ini telah mengondisikan warga setempat agar memberi kesaksian bahwa si A benar-benar tinggal di daerah yang dimaksud dalam SKD," katanya. Pengakuan dari warga ini datang pada Selasa (9/7/2019) siang kemarin. Atau beberapa jam sebelum pengumuman. ”Salah satu warga itu memberi keterangan pada panitia PPDB sekolah bahwa keterangan yang dia berikan terkait SKD si A adalah palsu. Dia (si A) kami coret, dinyatakan tidak diterima," ujarnya. Baca: Ada Pejabat yang Coba Lobi Ganjar soal PPDB, Begini Reaksinya Meski didiskualifikasi, nama kedua siswa tersebut tetap tercantum dalam daftar siswa yang diterima. Ini disebabkan, pada awalnya dua siswa tersebut memang telah diterima di dua SMA negeri itu. Namun menjelang akhir pengumuman, kebohongan itu terbongkar. Pihak sekolah pun, kata Ganjar telah memanggil yang bersangkutan dan mengakui perbuatannya. Kursi untuk dua siswa itu akhirnya dikosongkan. "Meski namanya bakal ada, tapi kami sudah mem-blacklist namanya. Orangtuanya pun telah kami panggil dan telah membuat surat pernyataan," terangnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar