Jumat, 29 Maret 2024

Ketahuan Pakai Surat Domisili Aspal, 96 Pendaftar PPDB Dicoret Ganjar

Ali Muntoha
Rabu, 3 Juli 2019 08:26:30
Gubernur Ganjar Pranowo menggelar rapat mendadak atas temuan SKD palsu dalam PPDB. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Semarang – Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo memerintahkan untuk mencoret nama 96 calon siswa dari Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) SMA 2019. Pencoretan dilakukan karena karena 96 calon siswa itu ketahuan pakai surat keterangan domisili (SKD) aspal (asli tapi palsu). Bahkan Ganjar Pranowo, Selasa (2/7/2019) malam langsung menggelar rapat mendadak dengan Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Jateng. Ia juga memerintahkan seluruh kepala SMA negeri di Jateng untuk memperketat verifikasi SKD. Surat keterangan domisi itu disebut aspal lantaran, asli dikeluarkan pejabat berwenang. Namun palsu, karena masa domisili dalam SKD tersebut tidak sesuai dengan kenyataan, karena orang tua memalsu masa domisili hanya untuk bisa masuk dalam zonasi sekolah yang diinginkan. "Ketentuannya sudah jelas, kalau mau pindah dan menggunakan SKD, minimal sudah bertempat tinggal di lokasi itu selama enam bulan. Namun ternyata masih ada yang berbuat curang," kata Ganjar. Catatan Disdikbud Jateng, hingga hari kedua pendaftaran online Selasa (2/7/2029) kemarin, sudah ada 1.117 pendaftar yang menggunakan SKD. Setelah diverifikasi, dari jumlah itu hanya 1.021 SKD valid, sementara sisanya sekitar 96 SKD tidak valid. "Terhadap mereka langsung kita coret. Ya itu, calon siswa yang mendaftar menggunakan SKD yang tidak valid, langsung kita coret," tegas Ganjar. Calon siswa yang ketahuan mendaftar menggunakan SKD aspal tersebar di berbagai daerah di Jateng. Di antaranya yang cukup banyak mendaftar di SMAN 1 Pekalongan, yang terdata ada 23 calon siswa. Kemudian di SMAN 1 Purwokerto 17 calon siswa, dan di Pati ada 12 pendaftar yang dicoret. “Di SMAN 1 Kendal ada 7 calon siswa, SMAN 1 Purworejo 6 calon siswa. Itu beberapa contoh yang kami coret karena menggunakan SKD tidak valid. Itu yang agak banyak," ujarnya. Meskipun dicoret, Ganjar menegaskan calon siswa tersebut bukan berarti tidak mendapatkan sekolahan. Ganjar meminta kepada calon siswa dan orang tua untuk kembali ke jalan yang benar dengan cara mendaftar lagi tanpa menggunakan SKD atau KK baru. "Kecuali kalau memang ada orang tua yang menyatakan selama ini memang tinggal di dekat sekolah, namun lupa mengurus surat-surat, silahkan saja. Namun akan tetap kami verifikasi," ucapnya. Baca: Pakai Surat Domisili Aspal, 12 Pendaftar di SMAN 1 Pati Dicoret Seluruh administrasi dari 96 calon siswa yang kedapatan menggunakan SKD tidak valid tersebut langsung dikembalikan. Ganjar meminta calon siswa dan orang tua yang dicoret untuk mendaftar dari awal ke zonasinya masing-masing atau menggunakan jalur prestasi. "Tapi jangan berbohong. Jangan bikin susah anak anda, kasihan. (Pencoretan) ini sekaligus juga warning saya kepada orang tua, bahwa saya serius, ini saya coret beneran. Tolong kembali ke jalan yang benar, kembali ke zona masing-masing atau menggunakan jalur prestasi," tegasnya. Sementara itu, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jateng, Jumeri mengatakan, pihaknya akan ketat dalam pengecekan SKD yang dibawa orang tua dan juga KK baru. Pengecekan dilakukan apakah SKD dan KK baru tersebut benar-benar valid. "Kalau ada data tidak valid, penipuan atau pemalsuan, akan kami cabut. Langsung kami gugurkan. Kami juga akan melakukan visitasi rumah guna mengecek kondisi di lapangan," pungkasnya. (lhr)   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar