Jumat, 29 Maret 2024

Pushidrosal TNI AL Perbarui Peta Laut Larantuka Guna Dukung Tol Laut

Murianews
Senin, 1 Juli 2019 10:58:22
Tim Survei Hidro-Oseanografi Pushidrosal melakukan pengukuran di Larantuka NTT. (Istimewa)
MURIANEWS.com, Larantuka Pusat Hidrografi dan Oseanografi TNI Angkatan Laut (Pushidrosal) kembali melakukan survei dan pemetaan hidro-oseanografi untuk memperbarui peta laut. Kali ini yang diperbarui adalah data Alur Pelabuhan dan Perairan Pelabuhan Larantuka NTT. Larantuka merupakan kota Pelabuhan yang  berada tepat di bawah kaki Gunung Mandiri. dan merupakan salah satu lokasi dengan aktivitas pelabuhan teramai di NTT. Kota dengan julukan Kota Bunda Maria atau Reinha Rosari ini merupakan kota di pesisir yang diapit oleh dua pulau yakni Pulau Adonara dan Pulau Solor. Kapushidrosal Laksamana Muda TNI Harjo Susmoro mengatakan, survei dilakukan untuk mendukung Tol Laut dan  konektivitas antarpulau, antarapelabuhan dengan pelabuhan lainnya di Kawasan Timur Indonesia (KTI). “Survei ini dilaksanakan khususnya di Perairan Larantuka dengan pelabuhan lainnya. Untuk mengurangi diparitas harga barang antarprovinsi dan antarpulau serta menjamin keselamatan navigasi dan keamanan pelayaran di perairan  tersebut,” katanya dalam siaran pers yang diterima MURIANEWS.com, Senin (1/7/2019). Menurutnya, Pelabuhan Larantuka merupakan lokasi transportasi utama di Kabupaten Flores Timur untuk berhubungan dengan pulau-pulau sekitarnya. Termasuk dengan kota Kupang Ibukota Provinsi Nusa Tenggara Timur. Pelabuhan Larantuka terpetakan dalam Peta Laut Indonesia (PLI) Nomor 301 berdasarkan sumber data survei pada Perairan Larantuka terakhir, yang dilaksanakan survei hidrografi Belanda pada tahun 1908-1909. Sehingga sudah terjadi banyak perubahan kedalaman di perairan dan morfologi pantai, sehingga memerlukan pemutakhiran data survei Hidro-Oseanografi. Berkaitan dengan hal tersebut Pushidrosal menggelar Operasi “Kerta wardana 04-2019”  di bawah pimpinan Komandan Unit Survei -7 Mayor Laut (P)  A Agus Sutomo. Operasi ini bertugas melaksanakan operasi survei Hidro-Oseanografi yang meliputi akuisisi, pengumpulan, pengolahan dan penyajian data Hidro-oseanografi di Perairan Larantuka, Flores Timur NTT, yang dalam beberapa hari lagi akan segera menuntaskan tugasnya melakukan Update data Hidrografi, Oseanografi, Geografi Maritim serta sarana bantu navigasi pelayaran di perairan tersebut. Kabupaten Flores Timur merupakan penghasil kacang mede (jambu mete) sebesar 11.344 ton yaitu sebesar 44.67% dari total produksi tanaman perkebunan di Flores Timur, Kecamatan penghasil jambu mete terbesar yaitu kecamatan Tanjung Bunga sebesar 1.863 ton, sebagai sumber pendapatan tambahan  masyarakat setempat. "Dengan tol laut dan konektivitas antarpulau lancar, diharapkan proses distribusi barang (terutama bahan pangan) dan komoditas di Indonesia,  utamanya di kawasan Timur Indonesia  menjadi semakin mudah. Selain itu data survei yang diperoleh dapat digunakan oleh Pemda setempat utuk perencanaan tata ruang di laut dan pengelolaan sumberdaya kelautan." Pungkas Kapushidrosal.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar