Jumat, 29 Maret 2024

Ribuan Pengukir di Jepara Belum Bersertifikat, Bekraf Gelar Sertifikasi

Budi Santoso
Jumat, 28 Juni 2019 16:30:37
Perwakilan Bekraf, Sabaratua Tampubolon memberikan pengantar dalam Uji Kompetensi bagi Pengukir di Jepara, Jumat (28/6/2019). (MURIANEWS.com/Budi Erje)
MURIANEWS.com, Jepara - Kegiatan uji kompetensi untuk tukang ukir, digelar Badan Ekonomi Kreatif (Bekraf) di Jepara, Jumat (28/6/2019). Selama dua hari, para peserta menjalani uji kompetensi profesinya, untuk bisa mendapatkan sertifikasi. Direktur Harmonisasi Regulasi dan Standarisasi Badan Ekonomi Kreatif Indonesia (Bekraf), Sabaratua Tampubolon menyatakan, kegiatan seperti ini secara nasional baru dilaksanakan 3 kali. Dua kegiatan sebelumnya sudah dilaksanakan di Bali. Kali ini, Bekraf menggandeng Lembaga Sertifikasi Profesi (LSP) Furnitur dan Kayu Olahan (FURNIKO) dan Yayasan Dharma Bakti Lestari. Jepara sendiri akhirnya dipilih sebagai tempat kegiatan, karena selama ini Jepara merupakan bagian tak terpisahkan dari pusat kriya ukir nasional. Sertifikasi profesi dipastikan akan menjadi bagian penting dalam dunia usaha, secara global. “Di Indonesia ada 16 sektor industri kreatif yang menjadi fokus fokus Bekraf. Namun, sejauh ini memang baru tiga sektor, yakni kuliner, fashion dan kriya yang berusaha ditingkatkan kompetensi para pelakunya,” ujar Sabaratua Tampubolon. Sedangkan Muh Arifin, dari LSP Furniko menyebutkan ada 100-an orang  yang menjadi peserta dalam kegiatan ini. Beberapa materi diujikan dalam uji kompetensi ini, di antaranya soal pengetahuan, ketrampilan dan sikap mental. “Jadi para peserta nantinya akan diuji bagaimana penguasaan mereka mengenai kemampuan mengukir. Hal ini penting sebagai bagian dari penyiapan tenaga ahli Indonesia dalam bersaing di kancah global,” tegasnya. Sementara itu tokoh ukir Jepara, Sutarya, menyatakan sertifikasi bagi profesi pengukir menurutnya sangat penting. Tuntutan perkembangan zaman memang mengharuskan agar semua profesi termasuk pengukir memiliki sertifikasi. Kesadaran ini diakuinya belum dimiliki oleh semua pengukir di Jepara. Berapa jumlah pengukir di Jepara, sampai saat ini belum ada data pastinya. Namun perkiraannya mencapai kurang lebih 7.000-an orang. Secara kualitas, bisa dikatakan rata-rata pengukir yang ada memiliki kecakapan. Namun tetap saja, hal itu memerlukan pengakuan melalui uji kompetensi. Sertifikat profesi bagi pengukir dalam era saat ini dimungkinkan bisa meningkatkan nilai ekonomi atas kemampuan mereka. Arahnya, penghargaan terhadap pengukir bersertifikat dan yang tidak nantinya tentu akan berbeda. “Dari 7.000-an pengukir yang ada di Jepara, mungkin hanya sekitar 500-an orang saja yang sudah bersertifikat. Padahal sertifikasi akan berguna menaikan nilai tawar dalam persaingan usaha di tingkat global,” ujar Sutarya, yang juga menjadi assessor ukir ini.   Reporter: Budi Erje Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar