Jumat, 29 Maret 2024

Harga Ayam Boiler di Kudus Anjlok

Anggara Jiwandhana
Rabu, 26 Juni 2019 14:56:56
Salah satu pekerja tengah memberi makan ayam day one chiken (DOC) di Kandang ayam milik Hariyanto di Desa Gondosari, Kecamatan Gebog (MURIANEWS.com/Anggara Jiwandhana)
MURIANEWS.com, Kudus – Harga daging ayam Boiler dari peternak ke pedagang selama dua pekan ini berubah-ubah dan cenderung menurun drastis. Bahkan, pagi tadi, harga jual berkisar antara Rp 8 ribu sampai 10 ribu per kilogram. Salah satu peternak ayam boiler Hariyanto mengatakan, penurunan tahun ini adalah yang paling ekstrem. Sepekan yang lalu, harga ayam bahkan menyentuh angka Rp 5 ribu per kilogram. “Ini yang paling buruk, padahal harga di pasar sama, yakni Rp 32 ribu hingga Rp 33 ribu,” katanya saat ditemui di kandang di Desa Gondosari, Kecamatan Gebog, Rabu (26/06/2019). Menurut Hariyanto, penurunan harga disebabkan karena banyaknya suplai ke pasar. Fenomena tersebut bukan sepenuhnya kesalahan dai peternak. Ia menambahkan, menurunnya harga ayam tahun ini adalah karena imbas impor Grand Parents atau indukan unggul dari Belanda tahun lalu. “Dampaknya baru dirasakan tahun ini,” lanjutnya. Grand parents akan menghasilkan parents yang akan dijadikan indukan ayam unggul. Proses penetasan hingga panen biasanya memakan waktu kurang lebih 35 hari. Proses tersebut sebenarnya normal jika parents yang dihasilkan grand parents jumlahnya tidak melebihi batas. “Sehingga suplai ke pasaran meningkat dan harganya anjlok,” lanjutnya. Ayam yang siap panen juga tidak bisa ditahan lebih lama. Mengingat biaya produksi yang dibutuhkan tentunya sangat tinggi. Sehingga mau tidak mau, ayam siap panen dilepas ke tengkulak atau penebas dengan harga yang sangat murah. “Sampai ada beberapa peternak yang menjual ayamnya di pinggir jalan seharga Rp 25 ribu per ekor hidupnya,” lanjutnya. Untuk sementara, Hariyanto menghentikan pengisian kandangnya. Pengisian akan dilakukan kembali setelah harga daging ayam di pasaran dirasa telah stabil. Estimasi waktu untuk kembali normal adalah dua minggu kedepan. “Dua minggu ke depan dirasa sudah normal,” tandansya. Salah satu penebas ayam boiler Rahmat menjelaskan, pemberian harga ayam akan berdasarkan pada bobot ayam. Kisaran bobot, biasanya ada di berat 1 hingga 2 kilogram. Berarti harga satu ayam boiler bisa mencapai Rp 18 hingga 20 ribu di tiap ayamnya. Sedang harga daging ayam di pasaran berada di angka Rp 32 ribu hingga 33 ribu. “Harga tersebut hanya berlaku untuk ayam boiler saja, ayam jantan tidak,” kata Rahmat. Sementara Kepala Dinas Pertanian dan Pangan Catur Sulistiyanto melalui Kabid Peternakan Indriyatmoko mengatakan, di lapangan memang terjadi ketidak seimbangan antara permintaan dan penawaran. Banyak daging ayam keluar dari peternak dibanding permintaan di pasar. “Harga sekarang berada di angka Rp 9 ribu sampai Rp 10 ribu tergantung bobot ayam,” tandasnya.   Reporter: Anggara Jiwandhana Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar