Jumat, 29 Maret 2024

Pindah Lokasi, Pentas Wayang Kulit Jumat Kliwon di Grobogan Sepi Penonton

Dani Agus
Jumat, 14 Juni 2019 10:40:47
Pentas wayang kulit malam Jumat Kliwon di gedung Wisuda Budaya menampilkan lakon Anoman Timbang dengan dalang Ki Joko Umbaran. (MURIANEWS.com/Dani Agus)
MURIANEWS.com, Grobogan - Suasana pagelaran atau pentas  wayang kulit rutin yang setiap malam Jumat Kliwon tadi malam berbeda dari biasanya. Dimana, penonton yang hadir tidak seramai seperti saat pentas sebelumnya. Dari pantauan di lokasi, penonton yang datang sekitar 50 orang. Malam itu, pentas wayang kulit menghadirkan dalang lokal Ki Joko Umbaran. Adapun lakon yang dibawakan adalah Anoman Timbang. Sepinya penonton ini, salah satunya disebabkan pindahnya lokasi pentas wayang kulit yang dilangsungkan di gedung Wisuda Budaya Purwodadi. Biasanya, pentas wayang kulit malam Jumat Kliwon selalu dilangsungkan di pendapa kabupaten dan penontonnya selalu ramai. Lokasi pentas wayang kulit sengaja dipindah karena pendapa kabupaten pada saat bersamaan juga digunakan untuk kegiatan. Terkait pindahnya lokasi pentas dari pendapa ke gedung wisuda budaya tersebut sebenarnya sudah sempat diumumkan pihak panitia. Baik melalui spanduk di kawasan kota, radio dan media sosial. Meski demikian, masih banyak penggemar wayang yang belum tahu. Kabid Kebudayaan Disporabudpar Grobogan Marwoto menyatakan, untuk tahun 2019 direncanakan ada sekitar 10 kali pentas wayang Jumat Kliwon. Adapun tempat pentasnya memang jadwalnya dilakukan di pendapa kabupaten. “Khusus malam Jumat Kliwon kali ini lokasi pentas kita pindah karena pendapa dipakai acara. Pindahnya lokasi pentas malam ini tadi, sudah kita sampaikan pada masyarakat,” katanya di lokasi pentas wayang kulit. Menurutnya, pagelaran wayang kulit setiap malam Jumat Kliwon itu sudah menjadi agenda rutin selama beberapa tahun terakhir. Sejauh ini, animo warga untuk menyaksikan pagelaran kesenian tradisional itu masih cukup tinggi. “Pagelaran wayang seperti ini memang perlu kita lestarikan. Terutama pada generasi muda agar tahu kalau kita punya kesenian tradisional yang luar biasa,” ujarnya Marwoto yang juga dikenal sebagai dalang tersebut. Selain memberikan hiburan warga, pagelaran wayang kulit itu juga dilakukan untuk memopulerkan seniman lokal. Sebab, dalam pagelaran tersebut sebagian besar dalang yang ditampilkan adalah dari wilayah Grobogan sendiri. “Jumlah dalang lokal tercatat masih ada sekitar 50 orang. Biasanya, dalang yang tampil ada dua orang. Jadi, mainnya bergantian. Hal ini salah satu tujuannya supaya para dalang bisa dapat kesempatan tampil dan mengasah kemampuan,” imbuhnya.   Reporter: Dani Agus Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar