Kamis, 28 Maret 2024

Berebut Berkah dan Rezeki di Arena Pesta Lomban Jepara

Budi Santoso
Rabu, 12 Juni 2019 13:55:10
Berebut ketupat dan lepet, adalah bagian lain dari tradisi Pesta Lomban di Jepara. (MURIANEWS.com / Budi Erje)
MURIANEWS.com, Jepara - Ada banyak kepercayaan bagi masyarakat nelayan di Jepara saat mengikuti prosesi larung kepala kerbau yang merupakan bagian puncak dari Pesta Lomban. Tradisi ini memang lekat dalam kehidupan mereka. Turun temurun dari leluhur mereka. Dalam larung sesaji, ada keyakinan pada mereka mengenai perlunya untuk membasuh mereka dengan air laut, di mana sesaji dilarung. Masyarakat nelayan meyakini, dengan membasuh perahu mereka dengan air laut di mana sesaji kepala kerbau dilarung, akan mendapatkan rezeki berlimpah. Keyakinan inilah yang membuat tradisi larung sesaji ini diikuti oleh ribuan orang. Mereka akan mengiringi keberangkatan sesaji kepala kerbau ke tengah laut. [caption id="attachment_166105" align="aligncenter" width="720"] Larungan kepala kerbau yang dilakukan di lepas Pantai Jepara diikuti oleh ribuan warga Jepara, Selasa (12/6/2019). (MURIANEWS.com / Budi Erje)[/caption] Mereka berusaha mendekati kapal yang mengangkut sesaji, untuk secepatnya bisa membasuh perahu mereka. “Memang ada keyakinan seperti itu. Begitu sesaji diturunkan, maka akan ada orang yang berusaha secepatnya bisa berada di dekatnya. Lalu mengambil air laut dalam jarak yang dekat, dan mengguyurkan ke bagian perahunya. Biar dapat berkah,” ujar Muclisin, salah seorang nelayan, Ujung Batu, Jepara, Selasa (12/6/2019). Dalam beberapa pelaksanaan tradisi ini, keinginan untuk bisa mendekati sesaji inilah yang kadang-kadang menimbulkan potensi kecelakaan. Benturan antarperahu atau kapal, dimungkinkan terjadi. Namun dalam beberapa tahun belakangan ini, antusias masyarakat untuk ikut ambil bagian dalam tradisi ini harus diakui semakin menurun. Pada 10 tahun yang lalu, pelaksanaan larung kepala kerbau selalu didatangi puluhan ribu warga. Pelabuhan Ujung Batu biasanya penuh sesak. Jumlah perahu yang ikut konvoi juga bisa mencapai sekitar 400-an perahu. “Zaman dulu, larung kepala kerbau diikuti oleh puluhan ribu warga. Biasanya jalan menuju TPI Ujung Batu penuh sesak orang yang ingin ikut plesir naik perahu ikut larungan. Tahun ini, meski jumlahnya ribuan orang, tapi tetap tidak sebanyak zaman dulu,” ujar Nur Azis, warga Ujung Batu. Baca: Dilarung ke Laut, Kepala Kerbau Jadi Rebutan Nelayan dalam Pesta Lomban Selain larungan kepala kerbau, ada lagi sebuah prosesi Lomban yang juga mendapatkan atensi masyarakat. Prosesi itu adalah rebutan kupat lepet, yang dilakukan di Pantai Kartini Jepara. Seusai dilakukan larung sesaji, gunungan ketupat dan lepet yang sudah disiapkan, akan menjadi rebutan masyarakat. Usai dibacakan doa kepada Tuhan, gunungan ini akan langsung diperebutkan warga. Mereka juga meyakini, dengan mendapatkan ketupat dan lepet mereka akan mendapatkan berkah dan rezeki. Biasanya ketupat dan lepet ini tidak dimakan, melainkan hanya ditaruh di atas pintu rumah, sepanjang tahun.   Reporter: Budi Erje Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar