Jumat, 29 Maret 2024

Libur Lebaran di Pati Tak Lengkap Jika Tak Coba Susur Gua Pancur

Ali Muntoha
Sabtu, 8 Juni 2019 15:28:55
Menikmati perut Gua Pancur dengan cave tubing. (istimewa)
MURIANEWS.com, Pati – Kabupaten Pati punya segudang tempat wisata yang asyik. Sebagian besar objek wisata di Pati adalah wisata alam, sehingga dijamin keasrian dan keindahannya. Mulai dari wisata gunung, pantai ada di Pati. Bahkan wisata dalam “perut bumi” pun ada di Pati, yakni wisata menyusuri gua. Untuk yang satu ini, Gua Pancur di Dukuh Gasong, Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Pati, yang jadi jagonya. Kawasan wisata Gua Pancur berada di Kaki Pegunungan Kendeng Utara sebelah sisi barat laut. Pemandangan di sekitar gua yang punya panjang 827 meter ini pun asyik. Sebelum masuk ke dalam gua, pengunjung akan disuguhi danau alami. Air di danau ini bersumber dari aliran air di dalam Gua Pancur. Sehingga danau itu tidak pernah kering sekalipun kemarau panjang, dengan debit aliran air dari dalam gua sekitar 40 liter/detik. Begitu masuk ke dalam gua, pengunjung akan langsung disuguhi stalaktit dan stalakmit yang masih aktif yang indah dan penuh eksotisme. [caption id="attachment_141456" align="aligncenter" width="715"] Wisatawan sedang menyusuri Gua Pancur, Kayen. (MURIANEWS.com / Cholis Anwar)[/caption] Kondisi dalam gua berbentuk landai atau datar, sehingga para wisatawan tidak kerepotan saat menyusuri gua. Selain ornamen gua yang menarik dan natural, terdapat pula jenis bebatuan yang beragam dan unik. Ketika sudah berada di mulut gua, rasanya kurang lengkap apabila langkah kaki tidak dilanjutkan masuk ke dalamnya. Disertai gemericik air dari langit-langit gua, tentunya akan memberikan kesejukan tersendiri. Selain itu, kedalaman airnya tidak begitu mengkhawatirkan, hanya berkisar antara 50 cm hingga  1 meter. Tak hanya itu, pengelola wisata yang terhimpun dalam Kelompok Sadar Wisata (Pokdarwis) “Gasong Community“ pun  menyediakan fasilitas cave tubing dan susur gua yang dilengkapi dengan fasilitas keamanan bagi pengunjung berupa helm dan lampu sorot, pelampung dan sepatu boot. Peralatan keamanan yang diberikan kepada para wisatawan yang akan melakukan kegiatan susur gua tentunya sudah memenuhi standar ketentuan yang telah ditetapkan, dengan harapan memberikan rasa aman, nyaman dan sensasi yang menyenangkan bagi para wisatawan. Namun pihak pengelola hanya membatasi peserta maksimal 20 orang untuk sekali berangkat menyusuri gua. Ada alasanya, mulai dari keamanan, kenyamanan dan lainnya. Perjalanan menyusuri gua paling cepat ditempuh dalam waktu 1,5 jam pergi-pulang. Tarif yang dikenakan untuk kegiatan penyusuran gua per orang pun tak akan membuat kantong jebol. Dijamin lebih murah dibandingkan susur gua di tempat lain. [caption id="attachment_165917" align="aligncenter" width="720"] Gua Pancur di Desa Jimbaran, Kecamatan Kayen, Pati. (Istimewa)[/caption] Menurut para pemandu, keunikan dan sensasi tiada duanya akan dirasakan oleh para wisatawan yang menyusuri gua pada saat akan mendekati titik 827 meter. Yaitu adanya sumber air hangat. Perjalanan menyusuri gua terbagi dalam tiga etape. Etape pertama berjarak kurang lebih 200 meter para wisatawan akan disambut dengan ruangan gua yang lebar. Di sini air mengalir jernih setinggi selutut, ornamen gua yang menarik dan tetesan air dari stalaktit maupun stalakmit yang masih aktif akan menyambut. Berikutnya pada etape kedua pada 400 meter, pengunjung akan dimanjakan dengan ornamen gua yang menarik dan eksotik. Pada etape ini dipastikan para pengunjung yang suka akan kegiatan selfie, tentunya tidak akan menyia-nyiakan momen dan panorama indah yang dijumpai. Menjelang pada radius 700-an meter, para wisatawan yang melakukan penyusuran gua dibuat berdecak kagum. Sensasi aroma khas gua dan ornamen alami serta sambutan air hangat akan membuat para wisatawan seakan terbawa pada alam lain dan sungguh menyenangkan. Jika belum puas dengan susur gua, di sekitar Gua Pancur juga ada beberapa destinasi wisaya. Seperti Sumber Ndodo yang menjadi sumber mata air warga setempat, dan Jurang Nganten. Sumber Ndodo disebut-sebut merupakan petilasan Simbah Sumber Joyo yang merupakan sesepuh Desa Jimbaran. Dulu ada sebuah pohon besar yang di bawahnya mengalir air dan tak pernah surut.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar