Jumat, 29 Maret 2024

Kondisi Memburuk saat Jalani Nazar Nyepi di Puncak Songolikur, Warga Srikandang Jepara Dievakuasi

Budi Santoso
Minggu, 2 Juni 2019 12:01:54
Sejumlah relawan BPBD Jepara melakukan evakuasi terhadap Nur Hasan, warga Bangsri yang mengalami kolap saat mencoba hidup di kawasan  Puncak Songolikur, Gunung Muria. (Dok BPBD Jepara)
MURIANEWS.com, Jepara - Tim Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) dibantu oleh sejumlah relawan SAR Jepara, berhasil melakukan operasi penyelamatan pada Sabtu (01/06/2019) malam. Operasi tersebut diarahkan untuk mengevakuasi Nur Hasan (35), warga Desa Srikandang, yang kondisi kesehatannya memburuk, saat mencoba hidup di kawasan Puncak Songolikur, Gunung Muria. Kepala Pelaksana (Kalaksa) BPBD Jepara, Arwin Noor Isdiyanto menjelaskan, Nur Hasan diketahui sudah lebih dari 3 pekan berada di kawasan Puncak Gunung Muria. Pria ini menyatakan dirinya tengah menjalani laku batin. Namun saat berada di kawasan puncak gunung tersebut, Nur Hasan tidak melengkapi diri dengan perlengkapan dan perbekalan yang cukup. Kondisinya diketahui memburuk oleh beberapa pendaki, yang selanjutnya melaporkan hal ini ke pihak-pihak terkait. “Dia ini mengaku punya nazar untuk menyepi di puncak Muria sampai 40 hari. Tanpa perlengkapan dan perbekalan yang memadai, kondisinya ngedrop. Sempat diminta turun warga tidak mau. Daripada terjadi apa-apa akhirnya diberangkatkan tim untuk menjemputnya,” ujar Arwin Noor Isdiyanto, Minggu (02/06/2019) pagi. Sekitar 15 orang relawan dari beberapa kelompok, akhirnya menuju lokasi Nur Hasan, pada Sabtu (01/06/2019) lepas magrib. Sekitar jam 20.50 WIB, akhirnya posisi Nur Hasan berhasil dicapai. Pemeriksaan kesehatan langsung dilakukan, dan dipastikan kondisinya sudah mengkhawatirkan. “Nur Hasan ini sebenarnya sudah diminta turun oleh warga beberapa hari lalu, karena kondisinya yang semakin memburuk. Tapi tidak mau. Oleh relawan kami, akhirnya dipaksa turun,” tambah Arwin Noor Isdiyanto. Sementara itu, Setyanto salah satu relawan yang terlibat dalam proses evakuasi menyebutkan, Nur Hasan berhasil dibawa ke Desa Tempur, Keling, Jepara pada jam 00.35 WIB, Minggu (02/06/2019) dinihari. Karena kondisinya yang sudah payah, survivor tersebut harus dipapah oleh para relawan. Secara bergantian, relawan memapah survivor dan kadang pada medan yang berat digendong secara bergantian. Karena kurang asupan makanan dan cuaca yang dingin di kawasan puncak membuat kondisi fisiknya mengalami penurunan drastis. “Saat ditemukan di gubug di kawasan puncak, survivor sedang tidur karena lemas. Setelah dibangunkan, kemudian diberikan makanan sebelum diajak turun ke Tempur,” jelas Setyanto, Minggu (02/09/2019). Nur Hasan kemudian langsung dibawa ke Puskesmas Keling sekitar jam 02.00 WIB. Mukaromah ibu dari survivor sudah menunggu di Puskesmas Keling bersama keluarganya. Petugas Puskesmas Keling I sempat melakukan rekomendasi rawat inap setelah melakukan observasi. Namun rekomendasi ini tidak diterima oleh survivor dan keluarganya, sehingga langsung dipulangkan ke Dukuh Krajan Tengah, Desa Srikandang, Bangsri, Jepara.   Reporter: Budi Erje Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar