Jumat, 29 Maret 2024

Pembangunan PLTU Tanjung Jati B 5-6 Capai 66.94 %, Pekerjakan 7.423 Orang

Budi Santoso
Minggu, 26 Mei 2019 13:54:41
Proyek pembangunan PLTU Tanjung Jati B 5-6 Jepara. (Istimewa)
MURIANEWS.com, Jepara - Pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) Tanjung Jati B Unit 5 dan 6 saat ini memasuki bulan ke-26 dari 54 bulan yang direncanakan. Secara keseluruhan progress pembangunan konstruksinya mencapai kisaran 66,94 persen. Junici Tanimoto, pimpinan Joint Operation Sumitomo-Wasamitra (JOSW), pelaksana proyek ini, menyatakan, tahun ini merupakan puncak dari penyerapan tenaga kerja. Ini terjadi sejak konstruksi proyek ini mulai dibangun pada April 2017. Jumlah subkontraktor  yang bekerja pada proyek PLTU Tanjung Jati B 5-6 mencapai 34 perusahaan. Perusahaan subkontraktor ini bergerak dalam bidang sipil, elektrikal dan mekanikal. “Jumlah tenaga kerja atau manpower lokal yang bekerja dalam proyek PLTU Tanjung Jati B 5-6, sampai April ini mencapai 7.423 orang. Lima puluh persen lebih merupakan masyarakat lokal Jepara,” ujar Junici Tanimoto, Minggu (26/5/2019), di Jepara. Dari jumlah 7.423 tersebut, sebanyak 4.062 orang (55%) merupakan masyarakat Jepara.  Sedangkan sisanya sebanyak 3.359 orang (45%) merupakan orang-orang dari luar Jepara. Sesuai dokumen AMDAL (Analisa Dampak Lingkungan), proyek ini disyaratkan untuk mengakomodasi masyarakat Jepara. Untuk tenaga kerja dari wilayah Ring I yang terdiri dari 9 desa, diwajiban terakomodir dalam proyek ini. Dari 4.062 orang pekerja lokal Jepara, sebanyak 3.053 (42,41%) di antaranya merupakan masyarakat di 9 desa yang masuk dalam wilayah Ring I Proyek. “Proyek ini juga telah menunjukan hasil dari sisi ekonomi untuk wilayah sekitar. Saat ini berbagai unit usaha yang dilakukan masyarakat seperti penyediaan akomodasi, makan dan lainya, jumlahnya semakin banyak,” tambah Junici Tanimoto. Dibandingkan PLTU Batang yang pembangunannya sudah dimulai lebih dulu, progress PLTU Tanjung Jati 5-6 menunjukan progress yang lebih baik. PLTU Batang sendiri saat ini sudah mencapai 70%. Namun PLTU Tanjung Jati B 5-6 bisa menyusul, meski dimulai lebih lambat. Junici Tanimoto menilai, hal ini dikarenakan kondusifitas di Jepara lebih baik dibanding di Batang. Namun demikian untuk di Jepara, pihaknya juga mengakui akan segera menghadapi tantangan pada tahun depan, saat terjadi komusioning proyek. Dalam fase ini pengurangan tenaga kerja besar-besaran akan terjadi. Proses pengurangan tenaga kerja pada masa komisioning tentu akan menimbulkan berbagai dampak dan gejolak. Sukses dan tidaknya untuk bisa melewati fase ini adalah bagaimana proses ini dilakukan dengan baik dan menatai aturan yang sudah ditetapkan. “Pada fase operasional nanti, jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan sekitar 3.000-an orang saja. Sehingga harus ada pengurangan tenaga kerja dalam jumlah besar. Kami harus bisa melakukannya dengan baik, sehingga pada 2021 bisa beroperasi dengan sukses,” tandas Junici Tanimoto.   Reporter: Budi Erje Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar