Jumat, 29 Maret 2024

Ganjar Sebut Ada Sengkuni yang Tunggangi Kerusuhan di Jakarta

Ali Muntoha
Kamis, 23 Mei 2019 11:01:15
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Semarang – Kerusuhan yang terjadi di Jakarta pasca-pengumuman Pemilu 2019 menurut Gubernur Jateng Ganjar Pranowo dilakukan oleh kelompok liar. Oleh karenanya, ia mendukung upaya tegas yang dilakukan oleh aparat keamanan. Karena menurut dia, kelompok liar itu ditunggangi oleh Sengkuni yang ingin menghancurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ini dikatakan Ganjar, Kamis (23/5/2019) menanggapi kerusuhan yang terjadi di berbagai tempat di Jakarta sejak 21-22 Mei 2019. Politikus PDIP itu menduga para perusuh dikendalikan oleh Sengkuni. Sosok inilah yang menurut dia, memprovokasi massa dengan narasi tertentu. Sehingga membuat mereka menjadi tidak percaya dengan pemerintah dan aparat keamanan. “Ada sengkuni yang memprovokasi, mereka ingin sesama anak bangsa berselisih, ada settingan tertentu yang sengaja membuat rusuh republik ini. Saya mengutuk keras pola-pola semacam ini. Polri dibantu TNI harus mengusut siapa yang mengotaki perusuh ini,” kata Ganjar. Dugaan ini menurut dia, juga diperkuat dengan adanya pengerahan massa tak dikenal dari luar Jakarta. Selain itu juga ditemukannya amplop berisi uang, mobil berisi batu dan senjata yang digunakan para perusuh. Ganjar mengatakan, dirinya menyebut pihak yang membuat huru hara di Jakarta sebagai kelompok liar. Hal itu karena ia berpegang pada penuturan Prabowo Subianto pada konferensi pers 21 Mei 2019 lalu, yang menyebut akan melakukan upaya konstitusional melalui Mahkamah Konstitusi (MK). Saat itu juga Prabowo memerintahkan para pendukungnya untuk tetap tertib. Ia mengarahkan relawan dan simpatisan mencari keadilan sesuai konstitusi. “Kalau Pak Prabowo sudah bilang akan ke MK dan menyerukan pendukungnya tertib, berarti kalau masih ada yang rusuh kan massa liar. Saya mendukung kepolisian yang di-back up penuh TNI untuk menangkap para perusuh itu,” tegas Ganjar. Ganjar menerangkan, sejak awal mendorong masyarakat untuk menerima apapun hasil pemilu dengan lapang dada, sportif dan kesatria. Apabila ada yang tidak puas, konstitusi telah menyediakan jalur yakni menggugat ke MK. "Kalau mengikuti mekanisme, rakyat akan tenang. Sayangnya ada yang memprovokasi dengan istilah people power-nya itu, massa kalau sudah di jalan kan mudah digosok, jadilah bentrok seperti ini,” terangnya. Melihat kondisi yang seperti itu, Ganjar mengajak seluruh elite politik untuk segera mengambil sikap. Para tokoh politik, tokoh agama, tokoh masyarakat harus bertindak cepat untuk mengademkan suasana. Termasuk dari Jokowi dan Prabowo. " Kami rindu dan sangat berharap pak Jokowi dan pak Prabowo bisa bersalaman, berfoto bersama dan saling berangkulan untuk mendinginkan situasi ini," pungkasnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar