Jumat, 29 Maret 2024

Haru, Begini Cerita Hidup Wanita Pengamen yang Diamankan Satpol PP Kudus

Dian Utoro Aji
Selasa, 21 Mei 2019 11:45:28
Satpol PP Kudus mengamankan Wulan, wanita pengamen yang kedepatan membawa uang jutaan rupiah. (MURIANEWS.com/Dian Utoro Aji).
MURIANEWS.com, Kudus – Satpol PP Kabupaten Kudus berhasil mengamankan seorang pangamen yang kedapatan membawa uang jutaan rupiah saat razia PGOT. Pengamen cantik bernama Wulan beralamat di Desa Ngembalrejo, Kecamatan Bae Kudus itu bahkan memiliki rumah berlantai dua. Hanya saja, hal tersebut tak didapat dengan mudah. Wanita berusia 23 tahun itu harus membanting tulang sejak masih SD supaya bisa hidup layak seperti orang-orang disekelilingnya. Baca Juga: Efendi, ayah Wulan saat disambangi di kediamannya di RT 2 RW 1 Desa Ngembarejo mengatakan, Wulan merupakan anak tunggal yang pekerja keras. Wulan sendiri sudah bekerja di lampu merah Ngembal sejak masih duduk di bangku sekolah dasar. ”Kelas enam SD dia ngak mau sekolah. Hidup kami pas-pasan. Dia pun memilih untuk bekerja. Pilih cari uang,” katanya kepada awak media. Saat itu, lanjut Efendi, ia dan keluarga tinggal di rumah kontrakan. Meski hanya memiliki satu anak, ia mengakui kehidupannya sangat pas-pasan. Selain itu ia mengalami keterbatasan dalam penglihatan (tunanetra). Praktis, ia tak bisa bekerja layaknya orang normal. [caption id="attachment_165059" align="aligncenter" width="720"] Efendi, ayah Wulan (wanita pengamen) yang sempat diamankan Satpol PP Kudus untuk diberi pembinaan. (MURIANEWS.com/Dian Utoro Aji)[/caption] Efendi menduga, alasan itu mendasari putri semata wayangnya turun ke jalan dan drop out saat kelas enam SD. Berbagai pekerjaan pun ia kerjakan saat berada di lampu merah Ngembal. Mulai dari bersih-bersih kaca kendaraan roda empat, ngamen, menyemprot kaca kendaraan saat hujan, hingga menjadi pemulung. ”Kalau bekerja mulai jam 07.00 WIB sampai dengan jam 18.00 WIB,” ungkapnya. Setiap harinya, penghasilan Wulan tak menentu. Pendapatan yang didapatkan mulai dari Rp 100 ribu hingga Rp 200 ribu perharinya. ”Kalau ramai ya bisa lebih Rp 200 ribu. Tapi kalau sepi Rp 50 ribu. Selain itu juga kalau musim rambutan, Wulan juga jual rambutan,” katanya. Lantas tak heran, apabila Wulan yang kini juga sudah bersuami dan memiliki satu anak berusia 5 tahun itu memiliki banyak uang. Bahkan berkat Jerih payahnya lah, ia bisa untuk menghidupi keluarga, ayah, ibu dan anaknya semata wayang hingga membangun rumah. “Aslinya saya kan bukan orang Kudus. Saya orang Pekalongan. Dulu di Kudus sanya ngontrak. Kemudian tahun 2010 beli tanah harganya Rp 20 juta. Ukurannya 6x7 meter, jadi gak begitu luas. Sekarang tanah ini kami bangun rumah tingkat dua. Yang atas baru separuh dan yang bawah ruang tamu,” katanya. Sebagai orang tua, Efendi mengaku khawatir anaknya bekerja di lampur merah. Hanya, Wulan bersikukuh untuk bekerja di lampu merah. “Suaminya juga melarang. Suaminya kan orang Demak, kerjanya juga serabutan. Tapi, Wulan tetap ngotot kerja di lampu merah. Dia itu tulang punggung keluarga,” tandasnya.   Reporter: Dian Utoro Aji Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar