Jumat, 29 Maret 2024

Lebih Higienis, Peternak Lele di Kudus Terapkan Sistem Bioflok dalam Kolam Bundar

Dian Utoro Aji
Sabtu, 18 Mei 2019 12:30:29
Peternak lele Muhammad Sofyan Hadi saat menunjukan system bioflok dalam kolam bundar (kolbun) di Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo, Sabtu (18/5/2019). (MURIANEWS.com/DianUtoro Aji). 
MURIANEWS.com, Kudus - Kesadaran masyarakat untuk melakukan pola hidup sehat dengan konsumsi makanan sehat terus meningkat. Hal ini membuat pembudidaya ikan lele melakukan usahanya dengan menggunakan sistem bioflok dalam kolam bundar (kolbun). Muhammad Sofyan Hadi, warga Desa Hadipolo Kecamatan Jekulo, merupakan salahsatu pembudidaya ikan lele bioflok. Yaitu suatu sistem pemeliharaan ikan lele yang menumbuhkan suatu mikroorganisme, yang memiliki fungsi untuk menggelola limbah budidaya itu sendiri, hingga menjadi gumpalan kecil (floc) yang dimanfaatkan langsung sebagai makanan alami. Pertumbuhan mikrooganisme ini ditumbuhkan (dipacu) dengan cara memberikan probiotik atau kultur bakteri non pathogen. Selain itu juga dilakukan pemasangan aerator penyuplai oksigen sekaligus untuk mengaduk air dalam kolam. “Saat kami mengikuti Bimtek dari KKP RI di Sukabumi dijelaskan bahwa sistem ini hemat air dan mengurangi jumlah pakan 15-20 persenan. Tentu ini menyenangkan pembudidaya lele, sebab biaya terbesar ada di pakan ,” ucap Sofyan, Sabtu (18/5/2019). Selain itu, sambungnya, budidaya lele kolbun juga hasil panennya lebih higienis dibandingkan dengan kolam tanah. Hal dikarena tidak menggunakan pakan dari tiren atau sejenisnya. Pakan ikan ini pellet pabrikan yang terukur kandungan isinya. Sistem bioflok ini juga memiliki keunggulan pada tebar padat. Yakni permeter bisa menebar bibit seribu ekor. Rata-rata kolam bundar saat ini berukuran tiga meter, sehingga bisa diisi tiga ribuan ekor. “Kalau untuk yang sudah mahir, bisa empat ribuan ekor malahan. Kalau saya kan masih pemula, jadi tidak berani tebar maksimal ,” tukasnya sambil tersenyum. Saat ini, ia bersama teman-teman komunitas bioflok berusaha terus mengedukasi masyarakat tentang manfaat mengkonsumsi lele bioflok. Apalagi pemilik budidaya lele bioflok di kudus bisa dihitung dengan jari, sehingga belum banyak warga yang mengetahui. Oleh karena itu, sosialisasi terus dilakukan setelah melihat masyarakat Kudus terutama kelas menengah sudah mulai menerapkan pola pangan sehat. “Nah, untuk warga yang tidak konsumsi daging ternak kita arahkan untuk konsumsi lele bioflok. Kita menyebutnya lele higienis. Rasanya berbeda dengan lele dari kolam yang diberikan pakan ayam tiren dan sejenisnya. Lele bioflok kalau digoreng rasanya renyah dan dagingnya keset. Kalau yang diberi pakan tiren kandungnya gajihnya lebih banyak sehingga kurang renyah ,” paparnya. Dari 12 kolam yang dimilikinya diperkirakan akan panen 3 kolam menjelang lebaran. Karena tebar benih dijadwal bergiliran per-tiga kolam. Pemilihan waktu menjelang lebaran ini juga berharap mendapatkan berkah Ramadan yakni harga lebih tinggi dari biasanya. “Bagaimanapun pembudidaya lele kan berharap hasil panennya dihargai dengan harga yang baik. Jadi akan terus semangat budidaya. Biasanya harga jatuh itu saat idul adha, karena warga konsumsi daging gratis ,” tandasnya. Reporter: Dian Utoro Aji Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar