Kamis, 28 Maret 2024

Panen Melon, Wabup Tegaskan Wilayah Blora Juga Punya Potensi Hortikultura

Dani Agus
Rabu, 15 Mei 2019 14:29:27
Wakil Bupati Blora Arief Rohman saat melakukan panen melon orange bersama Field Manager PT Pertamina EP 4 Cepu Afwan Daroni di Kelurahan Karangboyo, Kecamatan Cepu. (MURIANEWS.com/Dani Agus)
MURIANEWS.com, Blora - Wakil Bupati Blora Arief Rohman menegaskan, selama ini, tanaman jati merupakan potensi yang dikenal luas. Padahal, masih ada potensi lain yang dimiliki. Antara lain, potensi hortikultura yang dinilai cukup besar. “Dari panen ini membuktikan bahwa Kabupaten Blora memiliki potensi hortikultura yang besar. Anggapan Blora yang dipandang kering dan hanya menghasilkan jati, lama-kelamaan akan hilang. Kami akan terus mendampingi para petani yang semangat mengembangkan komoditas hortikultura seperti ini,” tegas Arief, usai melakukan panen melon orange bersama Field Manager PT Pertamina EP 4 Cepu Afwan Daroni di Kelurahan Karangboyo, Kecamatan Cepu. Dalam kesempatan ini, Arief juga mengucapkan terimakasih kepada Direktur Jenderal (Dirjen) Hortikultura, Kementerian Pertanian Suwandi yang telah memberikan bantuan benih buah-buahan, seperti melon orange. Apalagi, budidaya buah melon orange ternyata menarik untuk ditekuni. Selain memiliki rasa yang lebih enak dan harum ketimbang melon hijau, melon ini juga memiliki harga jual yang lebih tinggi sehingga lebih menguntungkan. Hal itu diungkapkan oleh Mustari, salah satu petani asal Mentul, Kelurahan Karangboyo, Kecamatan Cepu yang buah melonnya dipetik Arief Roham tersebut. Menurut Mustari, meski sudah tiga tahun bertanam melon, namun baru kali ini, ia melakukan uji coba penanaman melon orange pada lahan seluas 4.000 meter persegi. Ternyata, hasilnya bagus sehingga cocok untuk terus dikembangkan. “Memang ukuran buahnya lebih kecil daripada melon hijau, namun harganya lebih mahal. Ada selisih harga Rp 5.000 per kilogramnya jika dibandingkan dengan melon hijau. Baunya juga lebih harum dan warnanya menarik sehingga banyak yang minat,” ucap Mustari. Untuk pemasaran, Mustari mengaku tidak mengalami kesulitan. Pasalnya kebun melonnya dikemas dengan konsep agrowisata. Dengan demikian banyak dikunjungi masyarakat untuk belajar berkebun dan bisa petik sendiri. “Dengan begitu kita bisa jual harga lebih tinggi dari harga tengkulak yang sering merugikan petani,” imbuhnya   Reporter: Dani Agus Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar