Jumat, 29 Maret 2024

Ratusan Asesor Disebar Kawal Pendidikan Dini di Jateng, Fasilitas Gedung Tak Lagi Jadi Poin

Murianews
Selasa, 14 Mei 2019 10:55:30
Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Semarang –  Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (BAN PAUD dan PNF) menyebar ratusan asesor untuk memantau kualitas lembaga pendidikan dini di Jawa Tengah. Langkah ini dilakukan untuk memastikan, pengelolaan pendidikan dini terkawal dengan baik. Terebih saat ini BAN PAUD dan PNF menggunakan model penilaian baru dalam proses akreditasi. Yakni berdasar pada performance (kinerja) tidak lagi bertumpu pada compliance (pemenuhan). "Akreditasi kali ini sudah berubah dari compliance ke performance. Jika dahulu seluruh satuan pendidikan selalu pusing jika akan ada visitasi, tapi pada akreditasi kali ini tidak. Karena tidak ada lagi peninjauan dokumen, karena sudah dipenuhi pada aplikasi sebelumnya," ujarnya. Dengan demikian, Bahruddin menjelaskan, pihak sekolah tidak perlu lagi mempermasalahkan keberadaan sarana maupun prasarana sebagai indikator penilaian akreditasi. Karena dalam penilaiannya, sarana prasarana lebih pada fungsi bukan fisiknya. Bahkan menurut dia, jika terpaksa harus belajar di sawah tidak ada persoalan. "Karena meskipun punya bangunan fisik bagus tapi pola dan sistem pembelajarannya tidak berjalan semestinya ya percuma. Tapi jika ekstrimnya tidak punya gedung tapi pembelajaran berlangsung sangat baik dan aplikatif ini nilai akreditasinya bisa sangat tinggi," katanya. Saat ini BAN PAUD dan PNF pun telah menerjunkan 512 asesor di seluruh Jateng untuk menyebarkan sistem aplikasi akreditasi yang baru tersebut. Dia yakin, dengan penerapan pola penilaian seperti itu pendidikan usia dini di Indonesia akan berhasil. "Gerakan ini orientasinya untuk pencerdasan anak bangsa yang langsung masuk pada substansi bukan sekadar fisiknya," paparnya. Sementara itu, Gubernur Jateng Ganjar Pranowo menyatakan, keberadaan tim penilai satuan pendidikan atau asesor berkualitas wajib dipenuhi. Kenyamanan peserta didik juga harus diutamakan. Hal itu hanya bisa didapat jika sarana dan prasarana, teknik mengajar guru maupun kondisi sosiologis sekolah mendukung kegiatan belajar mengajar. Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo mengatakan, dampak jika sekolah tidak baik adalah kualitas anak didik. "Padahal ini investasi kita pertama pada anak-anak. Para asesor ini harus bisa menilai dan melihat, jika ini penting ya kita harus menata politik pendidikan yang lebih besar," terangnya. Ini juga dikatakan Ganjar ketika menutup pelatihan Refreshment Asesor Badan Akreditasi Nasional Pendidikan Anak Usia Dini dan Pendidikan Non Formal (BAN PAUD dan PNF) Jateng Tahun 2019 Angkatan II, di Hotel Grandhika Semarang, Minggu (12/5/2019). "Mudah-mudahan para asesor ini bisa menilai performance (kinerja) dari PAUD maupun sekolah non formal. Pola akreditasinya yang mulanya compliance (pemenuhan) kini jadi performance, ini cara baru yang menarik sekaligus PAUD maupun lembaga non formal ini bisa terpantau minimal untuk pendidikan yang sangat dasar ini bisa membentuk karakter," pungkasnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar