Jumat, 29 Maret 2024

Rombongan Pengusaha Furniture Asal Singapura Tertarik Investasi di Jateng

Ali Muntoha
Jumat, 3 Mei 2019 15:44:50
Wagub Jateng Taj Yasin menerima kunjungan para pengusaha dari Singapura. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Semarang  Beberapa pengusaha furniture dari Singapura menyatakan ketertarikannya untuk mengembangkan bisnis di Kawasan Industri Kendal (KIK). Keinginan ini disambut dengan janji mempermudah perizinan bagi para investor itu. Ini dikatakan Wakil Gubernur Jateng Taj Yasin Maimoen, saat menerima kunjungan delapan pengusaha furniture asal Singapura, Jumat (3/5/2019). Kunjungan ini didampingi CEO Enterprise Singapore (ESG) Png Cheong Boon. Gus Yasin panggilan akrab wagub, memastikan pihaknya akan mempermudah perizinan sesuai regulasi yang berlaku di Indonesia maupun di Jateng. Ia menyebut, di Jateng saat ini sudah ada 10 negara yang berinvestasi di bidang furniture. Investasi tersebut tersebar di Jepara, Klaten, Semarang dan Boyolali. Singapura sendiri menduduki peringkat empat dalam investasi. Menurut dia, performa investasi dari Singapura pun cukup berkembang baik. Di luar furniture, bisnis properti dan tekstil menempati rangking terbanyak dan menyebar di Kendal, Tegal, Boyolali dan Solo. "Apalagi sekarang semua daerah di Jateng sudah terkoneksi dengan tol Trans Jawa, jalur KA maupun ketersediaan tenaga kerja, serta didukung 274 perguruan tinggi dan 1.189 sekolah kejuruan. Selain dua bandara di Jateng, juga sedang dibangun bandara yang dekat dengan Jateng, yakni New Yogyakarta International Airport," katanya. Menurut Gus Yasin, para pengusaha Singapura memilih Jateng untuk berinvestasi tidaklah salah. Karena, Jateng selalu nomor satu untuk pengembangan bisnis furniture. Perizinan pun akan dibantu sesuai prosedur dan regulasi yang berlaku. Kamis (2/5/2019) kemarin, para pengusaha furniture asal Singapura itu telah mengunjungi KIK. Dari kunjungan ini serta pengalaman pengusaha lain sebelumnya, mereka menyatakan minat untuk ikut berinvetasi di provinsi ini. Alasannya, , keuntungan yang didapat cukup baik karena ketersediaan bahan baku dan tenaga kerja yang mencukupi. Png Cheong Boon menyebut, sebagai badan pemerintah, ESG memiliki tugas yang salah satunya membantu pengusaha mencari peluang bisnis di luar Singapura. KIK yang kini berdiri 51 perusahaan dan salah satunya Singapura, mancatat transaksi keuntungan yang besar serta menyerap 5.700 tenaga kerja. "Saat mengunjungi Politeknik yang mahasiswanya disiapkan menjadi tenaga profesional, mereka tertarik. Semoga, komitmen kerjasama Singapura Indonesia ini berhasil. Kami ada masukan, di Kendal ada pelabuhan," ujarnya. Sementara itu, Marx, anggota Dewan Furniture Singapura mengatakan, organisasi yang memiliki 350 anggota itu telah mencatat pendapatan senilai 8 miliar dollar AS. Beberapa anggotanya pun mencari peluang untuk membuka usahanya ke Malaysia, Cina dan Indonesia, karena dekat dengan Singapura. Misi kunjungan selama tiga hari di Indonesia itu, menurut dia, bisa membeli, maupun menjual produknya di Indonesia, serta kegiatan ekspor dan impor. Terkait aturan regulasi yang berlaku, pihaknya akan menyesuaikan. "Kami juga punya institut yang bisa kerja sama. Kondisi ekonomi sekarang ini, Cina sedang perang dagang dengan Amerika. Cina pun mencari produk-produk dari Vietnam, Malaysia dan Indonesia. Ini menjadi peluang mengembangkan bisnis," tandasnya.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar