Jumat, 29 Maret 2024

Hutan Lamin Pati, dari Tempat Pemujaan Hingga Pembantaian PKI

Cholis Anwar
Kamis, 25 April 2019 18:46:14
Hutan Lamin Desa Regaloh, Kecamatan Tlogowungu. (MURIANEWS.com / Cholis Anwar)

MURIANEWS.com, Pati – Bagi warga Kabupaten Pati dan sekitar, mungkin sudah tak asing lagi dengan Hutan Lamin di Desa Regaloh, Kecamatan Tlogowungu, Pati. Tempat yang sampai saat ini masih menyimpan sejuta misteri.

Bagaimana tidak, hutan tersebut konon sering menjadi tempat pemujaan. Bahkan, dulunya juga menjadi tempat pembantaian orang-orang yang dianggap sebagai anggota PKI. Tiap hari-hari keramat, selalu ada orang yang datang ke hutan tersebut, lengkap dengan sesaji. Sekitar satu kilometer masuk ke dalam hutan, terdapat tiga pohon jati besar. Warga sekitar menyebutnya "Jati Gowok" atau pohon jati yang di tengahnya berlubang. Tepat di bawah pohon jati tersebut, ada berbagai macam sesaji, seperti dupa, bunga melati, bunga mawar dan cengkir kelapa. Sementara di sebelah timur pohon jati, terdapat dua nisan terbuat dari batu tua. Di atasnya juga ada bunga tabur. Disinyalir, itu adalah sebuah makam seorang yang dulunya menjaga tempat tersebut. Di sebelah utara dan selatan Jati Gowok tersebut, terdapat dua pohon jati yang ukurannya sama besar. Hanya, tidak ada lubang di dalamnya. Berdasarkan cerita dari Sartono tokoh Desa Regaloh, Kecamatan Tlogowungu, Hutan Lamin tersebut merupakan istana kerajaan alam gaib. Setiap malam Jumat, biasanya ada orang melakukan pemujaan di Jati Gowok itu. "Dulu sering, tidak hanya malam Jumat, kalau hari-hari keramat banyak orang yang datang ke sana (Jati Gowok). Tetapi, saat ini sudah jarang yang mengunjungi lokasi itu," katanya. Dia melanjutkan, orang yang datang ke Hutan Lamin tersebut, rata-rata meminta kekayaan. Dirinya mengetahui hal tersebut lantaran sebelumnya ada orang yang bercerita kepadanya. Baca: Cerita Mistis dari ‘Kretek Genderuwo’ Hutan Lamin Pati Selain menjadi tempat pemujaan, di hutan tersebut disebutnya juga sebagai tempat pembantaian anggota PKI. Kejadiannya adalah pada 1965 silam. Usia Sartono, pada saat itu masih lima tahun. Tetapi ingatannya masih merekam jelas bagaimana para PKI tersebut diciduk dan kemudian dibawa ke Hutan Lamin. "Setelah Maghrib biasanya banyak rombongan truk yang membawa para PKI bahkan ada warga desa yang disinyalir merupakan simpatisan PKI juga ikut dibawa. Kedua jempol tangannya diikat secara menyilang kemudian dinaikkan ke atas truk," ceritanya. Lebih lanjut, simpatisan PKI yang menolak akan dipukul secara paksa dan diseret ke atas truk. Sampai di Hutan Lamin, suara senapan pun nyaring hingga ke Desa Regaloh. Ternyata, itu adalah tanda bahwa para PKI sudah dieksekusi. "Kalau Hutan Lamin itu angker, tentunya sangat wajar, karena tempat pembantaian," tutupnya.   Reporter: Cholis Anwar Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar