Jumat, 29 Maret 2024

Pembelajaran Matematik Berbasis STEM Jadi Solusi Hadapi Era Revolusi Industri 4.0

Dian Utoro Aji
Rabu, 24 April 2019 14:32:30
Seminar nasional pendidikan matematika yang diselenggarakan Program Studi Pendidikan Matematika Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Muria Kudus menggelar seminar nasional di hotel @home Kudus, Rabu (24/4/2019). (MURIANEWS.com/Dian Utoro Aji).
MURIANEWS.com, Kudus – Inovasi pembelajaran matematika berbasis Science, Technology, Engineering and Mathematic (STEM) dirasa penting dalam menghadapi era revolusi industri 4.0. Hal ini diungkapkan Sumaji salah satu pakar pendidikan sekaligus pembicara seminar nasional pendidikan matematika yang diselenggara Progdi Pendidikan Matematika Universitas Muria Kudus (UMK), di hotel @Hom, Rabu (24/4/2019). ”Sepuluh tahun ke depan lapangan pekerjaan yang berbasis STEM akan meningkat 11 persen. Kemudian, berdasarkan survei salah satu dari lembaga PBB, mahasiswa Indonesia banyak yang memilih bidang sosial dan manajemen dibanding latar belakang STEM. Akibatnya kekurangan tenaga ahli yang berlatar belakang STEM,” jelasnya. Oleh karena itu, solusi untuk mengatasi hal tersebut adalah mengenalkan pembelajaran berbasis STEM sejak dini. ”Karena kemajuan teknologi sekarang begitu pesat. Seperti untuk berbelanja saja kita tidak perlu datang langsung, tapi bisa lewat online. Kemudian yang lebih canggih adalah transportasi sekarang juga lewat online,” lanjutnya. Ia mengatakan, pembelajaran berbasis STEM ini memiliki karakteristik tertentu. Di antaranya harus ada produk yang dibuat. Baik produk di akhir pembelajaran atau di tengah. Caranya siswa diberikan tugas yang berkaitan dengan masalah sehari-hari. Kemudian menyelesaikan dengan konsep yang telah diajarkan di sekolah. “STEM itu secara praktik berkelompok. Di akhir pembelajaran siswa juga harus menyamapikan hasil pekerjaannya. Artinya ini akan melatih komunikasi,” jelasnya. Meski begitu, STEM belum dilaksanakan secara maksimal dalam pembalajaran. Untuk science sendiri merupakan ilmu pengetahuan, technology merupakan kemudahan untuk mengakses data, dan engineering merupakan pengetahuan. “Misalnya siswa diberikan tugas dalam bentuk poster. Nah, bagaimana mereka menggunakan teknologi untuk membuat produk itu juga masuk penilaian. Serta mathematics adalah konsep yang digunakan untuk menyelesaikan masalah,” terangnya. Ia menambahkan, saat ini sistem STEM sudah berjalan seiringan dengan kurikulum 2013. Di Indonesia STEM berintegrasi dengan kurikulum 2013. Apabila beridiri sendiri akan mengubah kurikulum, mengubah alokasi waktu, hingga indikator kurikulum 2013. “Untuk pendekatannya, ada tiga pendekatan. Pertama pendekatan tidak ada integrasi antar mata pelajaran. Pelajaran dipisah, Bahasa indonesia sendiri, IPA sendiri,” jelasnya.   Reporter: Dian Utoro Aji Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar