Jumat, 29 Maret 2024

Kopi, Buat Warga Tempur Jepara Enggan Jadi TKI

Budi Santoso
Senin, 15 April 2019 16:04:52
Petani kopi di Desa Tempur, Jepara, tengah mengemas kopi hasil olahannya. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Jepara - Usaha perkebunan kopi di Desa Tempur, Kecamatan Keling, Jepara menunjukan perkembangan pesat dalam beberapa tahun terakhir. Dampaknya, perekonomian masyarakat desa ini pun membaik. Perkebunan kopi di Desa Tempur, mengalami kemajuan berbarengan dengan merebaknya potensi wisata yang ada. Kondisi geografisnya yang berada di lereng Gunung Muria, membuat kawasan ini berhawa sejuk. Selain indah dan sejuk, kawasan ini cocok untuk menanam kopi dan sekaligus menikmatinya. Perkembangan ini juga membuat keinginan warganya untuk tinggal di desa semakin tinggi. Desa Tempur pada masa lalu dikenal sebagai desa yang banyak ditinggalkan warganya untuk merantau menjadi TKI. Kini, meski masih ada juga yang menjadi TKI, namun jumlahnya berkurang drastis. Kepala Desa Tempur, Sutoyo menyebutkan jumlah warganya yang pergi merantau menjadi TKI kini menurun. Mereka kini lebih memilih untuk mengembangkan kopi atau mendirikan kafe di desanya yang mulai banyak dikunjungi. Pada masa lalu, sekitar 35 persen warga Desa Tempur diketahui meninggalkan desanya untuk menjadi TKI. Saat ini bahkan bisa dikatakan tidak ada lagi yang pergi. Kalaupun ada, hanya beberapa orang yang sudah terlanjur bekerja sebagai TKI. “Karena kopi dan wisata di Tempur berkembang baik. Kini warga kami lebih senang membuka usaha di rumah sendiri. Komoditas kopi memang mulai menggeliat dan dilirik oleh orang luar (desa) karena kualitasnya bagus," ujar Sutoyo, Senin (15/4/2019). Saat ini di Tempur, kopi jenis robusta sangat cocok tumbuh dan dikembangkan. Hampir sebagian besar warga Desa Tempur, yang mencapai 1.320 kepala keluarga (KK), menggeluti usaha ini. Sebelum 2010, usaha kopi di kawasan ini mengalami masa suram. Saat itu, tanaman kopi yang ada usianya di atas 40 tahun. Sehingga buah yang dihasilkan tidak berkualitas dan kuantitasnya rendah. Sehingga mempengaruhi rasanya juga. “Tapi itu dulu. Sekarang sudah berbeda. Kami sekarang sudah mendapatkan pengetahuan untuk mengembangkan kopi kami. Tidak hanya soal tehnis tapi juga pengetahuan untuk memasarkannya. Kopi kami kini mulai dikenal,” tambah Sutoyo. Pemkab Jepara diakui memberikan sumbangsih banyak terhadap majunya usaha kopi di Tempur. Berbagai kegiatan pembinaan petani kopi membuat warga Tempur kini memiliki kemampuan bagaimana cara merawat pohon kopi, bagaimana cara  memanen dan bagaimana menanganinya pascapanen.   Reporter: Budi Erje Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar