Kamis, 28 Maret 2024

Pastikan Bukan Mitos, Catatan Diego de Conto Sebut Kekuasan Ratu Kalinyamat Sampai Blora

Budi Santoso
Senin, 15 April 2019 13:48:39
Lestari Moerdijat memberikan papran dalam FGD Ratu Kalinyamat yang digelar di Jakarta, Senin (15/4/2019). (MURIANEWS.com / Budi Erje)
Murianews.com, Jepara - Usaha untuk mengusulkan gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat, terus berproses. Setelah disusun naskah akademik Ratu Kalinyamat, sebuah Focuss Grup Discussion (FGD) kembali digelar. Untuk menyempurnakan naskah akademik yang disiapkan, FGD kali ini digelar di Jakarta, Senin (15/4/2019). Ratno Lukito, Koordinator Tim Penyusun Naskah Akademik Ratu Kalinyamat, menyatakan, telah melakukan penelitian secara objektif dan terbuka. Untuk sumber primer berupa buku-buku dan karya ilmiah, pihaknya telah mendapatkan sejumlah sumber. Buku-buku yang digunakan tersebut ditulis oleh penulis Belanda dan Portugis. Mereka bahkan menulis pada masa yang hampir bersamaan dengan masa Ratu Kalinyamat. Buku yang ditulis pada abad ke 16 tersebut membuktikan bahwa Ratu Kalinyamat bukan hanya  mitos. “Sumber primer itu di antaranya ditulis Fernao Mendez Pento dan Diego de Canto dari Portugis. Sumber itu diambil langsung dari Portugis. Jadi Ratu Kalinyamat memang ada dan nyata. Bukan hanya sekadar mitos,” ujar Ratno Lukito, Senin (15/4/2019) di Jakarta. Ratu Kalinyamat disebutkan sebagai seorang penguasa yang memiliki pandangan hidup dan citra diri yang baik. Hal itu disebutkan oleh Diego de Conto, dalam buku catatannya yang dibuat pada masa itu. Disebut juga oleh De Conto, Ratu Kalinyamat memiliki kekuasaan atas wilayah Jepara, Kudus, Blora, Rembang, dan Pati. Sementara dalam catatan yang ditulis Fernao Mendez Pinto, menyebutkan dirinya mendapati utusan perempuan bangsawan tinggi dari Raja Demak. Kejadian ini ditulis Pinto saat berkunjung ke Banten pada 1544. Bangsawan tinggi dari Raja Demak tersebut tidak lain adalah Ratu Kalinyamat. Baca juga:  Lestari Moerdiyat, Ketua Yayasan Dharma Bakti Lestari yang menjadi lembaga pengusul Gelar Pahlawan Nasional Bagi Ratu Kalinyamat,  mengungkapkan, gagasan mengajukan gelar Pahlawan Nasional untuk Ratu Kalinyamat muncul sejak tiga tahun terakhir. Keinginan dilatarbelakangi oleh kecintaan akan sejarah bangsa. Selain itu, latar belakang akademisnya juga  mendorong untuk meneliti dan menelisik lebih dalam tentang Ratu Kalinyamat. Setelah didiskusikan dengan sejawat di Jepara, gagasan ini kemudian mendapatkan dukungan, hingga berproses sampai sekarang. Sementara itu, Sekretaris Daerah Jepara, Ir Sholih menegaskan, Ratu Kalinyamat sudah melekat pada kehidupan masyarakat Jepara. Pihaknya juga memastikan, Ratu Kalinyamat bukan mitos. Faktanya Ratu Kalinyamat adalah pemimpin Jepara perempuan. Bekas wilayah kerajaan Ratu Kalinyamat kini menjadi nama desa dan kecamatan.   Reporter: Budi Erje Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar