Jumat, 29 Maret 2024

Sudah 5 Tahun Jembatan Reot Ini Jadi Andalan Penghubung Desa di Wonosobo-Banjarnegara

Murianews
Kamis, 11 April 2019 11:10:24
Siswa melintas jembatan bambu untuk menyeberang dari Desa Larangan Banjarnegara ke Wonosobo. (MURIANEWS.com)
MURIANEWS.com, Banjarnegara – Jembatan bambu yang kondisinya mulai lapuk menjadi akses utama warga desa di dua kabupaten. Yakni warga di Desa Larangan, Kecamatan Pagentan, Banjarnegara dengan warga Desa Jebenglampitan, Kecamatan Sukoharjo, Wonosobo. Jembatan bambu ini melintang di atas sungai sepanjang 67 meter. Anak-anak SD di dua desa setiap hari menggunakan jembatan bambu ini untuk menyeberang meski kondisinya mengkhawatirkan. Jembatan bambu ini menjadi andalan warga setelah jembatan gantung di sungai itu hanyut terseret banjir pada 2014 lalu. Dan hingga kini belum dibangun jembatan yang baru. Jika tak mau melintasi jembatan bambu ini, warga haru melewati jalan alternatif untuk memutar dan jaraknya mencapai 10 kilometer. Padahal jembatan gantung itu awalnya sangat dibutuhkan warha karena menjadi akses pertanian, sekolah maupun ke pasar karena mereka aksesnya lebih dekat ke Banjarnegara. "Ambrol karena banjir 2014 dulu. Terpaksa kalau mau belanja, sekolah atau ke ladang muter jauh," kata Nardi, warga Jebengplampitan. Karena tidak tega melihat anak-anak sekolah dan ibu-ibu ke ladang harus berputar jauh, kata Nardi, warga akhirnya secara swadaya membangun jembatan darurat dari bambu dengan penyangga susunan batu. Namun jembatan itu pun tidak mampu bertahan lama, apalagi jika memasuki musim ghujan. "Sepanjang 2019 ini saja sudah ganti sebanyak 10 kali. Selain rusak ya karena terseret arus sungai saat hujan. Pemkab beberapa kali ke sini, tapi tidak juga diperbaiki," paparnya. Keberadaan jembatan bambu sebagai pengganti jembatan gantung itu pun diwadulkan warga pada Gubernur Jawa Tengah Ganjar Pranowo. Ganjar pun langsung meninjau dan melintasi jembatan yang bergoyang-goyang saat dilintasi itu dari wilayah Banjarnegara. Sambil bercanda, Ganjar mengatakan butuh waktu tak lebih dari satu menit bagi dirinya untuk tiba di Wonosobo dari Banjarnegara. "Kalau dari Pemkab beberapa kali ke sini dan jembatan belum juga jadi, saya pastikan jika gubernur yang ke sini pasti beres," kata Ganjar. Ganjar juga memberi penjelasan pada warga, bahwa pembangunan tidak langsung bisa dikerjakan, karena harus masuk dalam penganggaran APBD. Namun ada alternatif lain yang bisa lebih cepat, yakni dengan anggaran pascabencana dari BNPB. "Nanti kita atur, kalau menggunakan APBD provinsi harus menunggu tahun depan atau paling cepat pada anggaran perubahan. Tapi ada yang lebih cepat, yakni menggunakan dana pascabencana," ujarnya. Pertimbangan lain, adalah jika membangun ulang jembatan gantung anggaran yang dibutuhkan sebanyak Rp 600 juta dan itu bisa menggunakan APBD Provinsi Jateng. Tapi jika membangun jembatan permanen maka perlu biaya mencapai Rp 2,5 miliar yang akan menggunakan dana pascabencana. "Pak Kades saya minta untuk segera membuat pengajuan agar jembatan ini cepat beres. Untuk Bupati Wonosobo semoga bisa segera ke sini, karena warga sudah menunggu, kangen katanya," ucap Ganjar.   Reporter: Ali Muntoha Editor: Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar