Jumat, 29 Maret 2024

Panitia Ta’sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus Gelar Kirab Banyu Panguripan

Dian Utoro Aji
Senin, 25 Maret 2019 17:54:54
Bupati Kudus HM Tamzil (kanan) bersama Wakil Bupati Kudus HM Hartopo naik kuda saat kirab Banyu Penuripan Menara Kudus. (MURIANEWS.com/Dian Utoro Aji)
MURIANEWS.com, Kudus – Panitia Ta’sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus melaksanakan kirab banyu panguripan, Senin (25/3/2019). Kegiatan ini merupakan serangkaian dari acara hari jadi Masjid Al-Aqsha Menara Kudus yang jatuh 19 Rajab 956. Ada sebanyak 51 sumber mata air yang dikirab. Kirab banyu panguripan dimulai di depan Pendopo Kabupaten Kudus dan selesai di depan Menara Kudus. Kirab diikuti langsung oleh Bupati Kudus HM Tamzil, Wakil Bupati Kudus Hartopo, Kapolres Kudus AKBP Saptono, Dandim 0722/Kudus Letkol Inf Sentot Dwi Purnomo, Ketua Pengurus Yayasan Masjid Menara dan Makam Sunan Kudus (YM3SK) Em Najib Hassan. Dari pantauan di lapangan, kirab dimulai dengan iring-iringan forkopinda yang naik kuda. Setelah itu, kemudian disusul oleh kirab sumber mata air yang berasal dari 31 di Kudus. Di antaranya, sumber mata air dari sendang sewot Wonosoco, air sumur tulak mbah djoleno Desa Krajan, sumur masjid wali Loram Wetan, dan lainnya. Em Najib Hassan mengatakan, kegiatan pada hari ini adalah kirab dari banyu panguripan. Kirab ini mengenalkan kekayaan sumber mata air yang ada di Kabupaten Kudus. Air tersebut dipercaya masyarakat memiliki manfaat bagi kehidupan. [caption id="attachment_160555" align="alignnone" width="720"] Para peserta kirab Banyu Penguripan Menara Kudus saaat melintas di tengah kota kretek. (MURIANEWS.com/Dian Utoro Aji)[/caption] “Ada sebanyak 51 peserta, namun tidak semua ikut karena memang kami ada kendala biaya dan sebagainya. Harapan kami kedepan pemerintah untuk menganggarkan APBD, sehingga acara ini benar-benar menjadi acara masyarakat Kabupaten Kudus,” ujarnya. Ia mengatakan, kegiatan ini tidak termasuk dalam bidah. Sebab kegiatan ini tidak bertentangan dengan syariah agama. “Ini ada prasasti, ini prasati 1344. Masalahnya apabila sedikit-sedikit itu bidah nanti repot ya. Karena hal yang baru. Itu kalau tidak bertentangan dengan Syari itu tidak. Namanya masjid itu tidak ada kubah. Semua nya ada bid’ah. Namun juga ada bid’ah yang khasanah yang baik,” jelasnya. Selain kirab banyu panguripan, pihak panitia juga melakukan khataman, Yakni khataman sebanyak 19 kali. Ini sesuai dengan angka keramat hari jadi 19 Rajab. “Kami ini sepakat 19. Angka 19 ini angka keramat serba 19. Tadi malam terbangan kolosal sebanyak 19 grup, katamannya 19. Angka 19 ini angka keramat. Karena angka berdirinya masjid dan negeri Kudus ini,” katanya. Senada juga diungkapkan oleh Bupati Kudus HM Tamzil. Menurutnya acara ini bisa menjadi destinasi baru yang ada di Kota Kretek. Untuk itu, pihaknya kedepan akan mendorong untuk menjadi agenda tahunan di Kabupaten Kudus. “Terima kasih kepada pihak panitia. Ini sebagai salah satu wisata baru di Kudus. Selain ada dandangan juga, ini ada Ta’sis Masjid Al-Aqsha. Sekaligu berdirinya negeri Kudus. Ya saya harapkan tetep menjadi anggota tahunan, ada kuliner,” tambahnya. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar