Jumat, 29 Maret 2024

Ombak Capai 4 Meter, Nelayan Cilacap Pilih Kandangkan Kapal

Murianews
Senin, 25 Maret 2019 11:05:23
Perahu nelayan di Cilacap ditambatkan agar tak terseret ombak tinggi. (Foto: Antara/Sumarwoto)
MURIANEWS.com, Cilacap – Sejak beberapa hari terakhir, nelayan di Kabupaten Cilacap tak berani melaut. Mereka memilih mengandangkan kapalnya, lantaran ombak di Perairan Selatan Jawa tengah mengganas. Bahkan hingga Senin (25/3/2019) hari ini, ketinggian ombak di perairan itu mencapai empat meter. Ketua Kelompok Nelayan ”Pandanarang” Tarmuji Cilacap membenarkan hal ini. "Sudah beberapa hari ini nelayan libur, karena tinggi gelombang di perairan selatan Jateng-DIY mencapai 4 meter. Selain itu, angin baratan yang bertiup di wilayah perairan selatan cukup kencang dan sering turun hujan," katanya seperti dilansir Antara. Meski demikian, ada beberapa nelayan yang nekat melaut. Mereka melaut pada pagi hari dan kembali menjelang siang sebelum gelombang tinggi datang. Aktivitas ini oleh nelayan sekitar disebut dengan ”jolokan”. Namun, dampaknya ikan yang didapat nelayan pun sedikit. Bahkan menurut dia, sering nelayan pulang tanpa mendapatkan ikan sama sekali. "Mereka kadang hanya membawa pulang udang jerbung berkisar 1-2 kilogram, kalau sedang beruntung bisa dapat sebanyak 3 kilogram. Kalau ikan memang sedang enggak ada," ujarnya. Menurut dia, harga jual udang jerbung tersebut berkisar Rp 210.000-Rp215.000 per kilogram untuk ukuran besar dan Rp 160.000-Rp170.000 per kilogram untuk ukuran kecil. Akibatnya, aktivitas di Tempat Pelelangan Ikan (TPI) Pandanarang pun menjadi sepi. "Selama tidak melaut, nelayan menambatkan perahunya di daratan agar tidak terseret gelombang tinggi. Mereka juga mengisi waktu liburnya dengan memperbaiki jala yang rusak agar siap digunakan saat cuaca kembali bersahabat," ujarnya. Dalam kesempatan terpisah, Kepala Kelompok Teknisi Stasiun Meteorologi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Cilacap Teguh Wardoyo mengatakan berdasarkan pantauan citra satelit cuaca, gelombang tinggi masih berpeluang terjadi di perairan selatan Jateng-DIY. Menurut dia, kondisi tersebut dipengaruhi oleh badai tropis Veronica di Samudra Hindia barat laut Australia, pola tekanan rendah di Samudra Pasifik timur laut Papua, dan daerah konvergensi di Selat Karimata dan Laut Jawa. "Oleh karena itu, kami kembali mengeluarkan peringatan dini gelombang tinggi di perairan selatan Jateng-DIY yang berlaku hingga tanggal 28 Maret 2019. Hal itu disebabkan tinggi gelombang di perairan selatan Cilacap hingga Yogyakarta dan Samudra Hindia selatan Cilacap hingga Yogyakarta berpeluang mencapai kisaran 2,5-4 meter," terangnya. Pihaknya juga mengimbau wisatawan yang berkunjung ke pantai untuk berhati-hati. Wisatawan disarankan tidak berenang atau mandi, terutama di wilayah pantai yang terhubung langsung dengan laut lepas, agar terhindar dari hal-hal yang tidak diinginkan. Selain itu, kata dia, semua pihak yang melakukan aktivitas di laut diimbau untuk memperhatikan risiko angin kencang dan gelombang tinggi terhadap keselamatan pelayaran, yakni nelayan tradisional yang menggunakan perahu berukuran kecil agar mewaspadai angin dengan kecepatan di atas 15 knot dan tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter. "Jika memungkinkan, nelayan diimbau untuk tidak melaut terlebih dahulu karena tinggi gelombang lebih dari 1,25 meter sangat berbahaya bagi kapal berukuran kecil," katanya. Ia mengimbau operator tongkang agar mewaspadai angin dengan kecepatan lebih dari 16 knot dan tinggi gelombang di atas 1,5 meter, kapal feri mewaspadai kecepatan angin lebih dari 21 knot dan tinggi gelombang di atas 2,5 meter. Serta kapal ukuran besar seperti kapal kargo diimbau mewaspadai kecepatan angin lebih dari 27 knot dan tinggi gelombang di atas 4 meter.   Editor: Ali Muntoha Sumber: Antara

Baca Juga

Komentar