Jumat, 29 Maret 2024

50 Air Sendang Akan Dikumpulkan untuk Peringati Hari Jadi Menara Kudus

Anggara Jiwandhana
Jumat, 15 Maret 2019 07:30:10
Ketua YM3SK M Nadjib didampingi Abdul Jalil, perwakilan panitia acara saat menunjukkan gentong yang akan dibagikan ke sendang-sendang di Kudus (MuriaNewsCom/Anggara Jiwandhana)
Murianews, Kudus - Guna menyambut hari jadi Menara Kudus yang jatuh pada tiap 19 Rajab, tepatnya tanggal  25 Maret 2019 mendatang, panitia Ta'sis Masjid Al-Aqsha Menara Kudus siap kumpulkan air dari 50 sendang atau mbelik yang ada di Kabupaten Kudus. Setelah terkumpul, air akan dicampur dan dibagikan kepada warga. Hal tersebut dibenarkan Abdul Jalil, perwakilan panitia acara. Pihaknya menambahkan 50 sendang atau mbelik diambil dari berbagai mata air yang tersebar di Kabupaten Kudus. "Sampai saat ini juga masih keluar airnya," ujarnya di kompleks Makam Sunan Kudus. Untuk rincian sendang, pihaknya menyebutkan beberapa nama sendang, diantaranya Sendang Widodari di Menawan Gebog, Sendang Jodo di Bae, dan beberapa sendang yang memang masih murni airnya. "Lalu kita kumpulkan seperti yang direncanakan tadi," jelasnya. [caption id="attachment_159744" align="alignnone" width="720"] Ketua YM3SK M Nadjib didampingi Abdul Jalil, perwakilan panitia acara saat konferensi pers bersama awak media di kompleks Makam Sunan Kudus beberapa hari lalu (MuriaNewsCom/Anggara Jiwandhana)[/caption] Pemilihan sendang juga tidak sembarangan. Sebenarnya, ada beberapa sendang yang akan diikutsertakan. Tapi, dengan berbagai pertimbangan, panitia memutuskan hanya 50 sendang saja. "Di antara sendang yang tidak diikutkan yaitu di Daren, Kecamatan Nalumsari, Kabupaten Jepara dan sendang di kelenteng," ujarnya. Dipilihnya air sebagai tema dikarenakan air merupakan sebuah instrumen untuk menghidupkan segala sesuatu yang mati. Air juga dipergunakan untuk  menyegarkan sesuatu yang kering. Instrumen inilah yang menjadi simbol penghubung antara manusia dan Tuhan. Air juga digunakan untuk membasahi jiwa yang kering imannya. "Simbol banyu panguripan (air kehidupan) ada di atas artefak menara dan ajaran-ajaran Sunan Kudus yang membentuk keberagamaan toleransi di Kota Kudus, itu adalah simbol yang penting," rincinya. Jalil menambahkan, Banyu, ada di setiap unsur kebudayaan, agama, maupun sains. Air adalah sebuah simbol yang menggambarkan kehidupan. " Di dalam Al-Quran (Q.S. Fussilat; 39) disebutkan bahwa bumi yang kering dan tandus jika disiram oleh air maka akan menjadi hidup," tambahnya. Sementara Ketua YM3SK M Nadjib Hasan menambahkan, banyu atau air merupakan junjungan banyak orang. Banyu Tajug (Air Menara) merupakan salah satunya. "Ada juga banyu yang lain," jelasnya. Sementar Terkait pelaksanaan Ta'sis Menara, pihaknya menerangkan tiap tahunnya akan ada peningkatan perayaannya. Tema dari tahun ke tahun juga akan berubah namun berkesinambungan. "Jatuh pada 19 rajab, ini juga termasuk nguri-uri budaya," tandasnya Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar