Kamis, 28 Maret 2024

Viral Puisi Neno Warisman, Sekjen PSI : Itu Narasinya Bahaya

Dian Utoro Aji
Selasa, 26 Februari 2019 18:57:02
Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni saat solidarity tour di Kabupaten Kudus, Selasa (26/2/2019). (MuriaNewsCom/Dian Utoro Aji)
Murianews, Kudus – Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Raja Juli Antoni menanggapi puisi Neno Warisman yang viral saat malam Munajat 212 pekan lalu. Menurutnya puisi tersebut sangat bahaya. Apalagi puisi tersebut cenderung keujaran kebencian. “Saya kira narasi puisi itu sangat berbahaya,” katanya kepada awak media saat solidarity tour di Kabupaten Kudus, Selasa (26/2/2019). Ia mengatakan puisi Neno Warisaman lebih pada ujaran kebencian. Sehingga sangat berbahaya. Untuk itu, ia meminta relawan capres nomor urut 02 agar tidak menggunakan agama sebagai politik. “Menurut saya itu lebih pada ujaran kebencian. Ya akhirnya seperti itu. Saya berharap kepada nomor urut 02 supaya tidak menggunakan agama sebagai alat politik,” ujarnya. Sebelumnya, Puisi yang dibacakan oleh aktivis sekaligus aktris lawas Neno Warisman dalam acara Munajat 212 di Monas Jakarta pada Kamis (21/2/2019) lalu menuai kontroversi dan viral. Banyak pihak menyebut puisi tersebut terkait politik jelang Pilpres 2019. Adapun puisi yang Neno Warisman adalah sebagai berikut: Allahu Akbar Puisi munajat kuhantarkan padamu wahai berjuta-juta hati yang ada di sini Engkau semua bersaudara dan kita bersaudara tersambung, terekat, tergabung bagai kalung lentera di semesta Sorot-sorot mata kalian bersinar, wahai saudara Mencabik-cabik keraguan Meluluhlantakkan kesombongan Karena mata-mata kalian nan jernih mengabarkan pesan kemenangan yang dirindukan, Insyaallah, pasti datang Allahu Akbar Kemenangan kalbu yang bersih Kemenangan akal sehat yang jernih Kemenangan gerakan-gerakan yang berkiprah tanpa pamrih Dari dada ini telah bulat tekad baja Kita adalah penolong-penolong agama Allah Jangan halangi Jangan sanggah Jangan politisasi Sebab ini adalah hati nurani Dari mulut-mulut kita telah terlantun salawat, zikir, dan doa bergulir Mengalir searah putaran bintang-bintang bertriliun banyaknya Tersatukan dalam munajat 212 Miliaran matahari itu saudaraku Merekatkan diri menjadi gumpalan kabut cahaya raksasa di semesta Bukti kebesaran Allah Azza Wa Jalla Begitulah kita saudaraku Harusnya kita saling merekat Wahai para pejuang fisabilillah di dalamnya Ayo munajat Ayo rekatkan umat Jadikan barisanmu kuat dan saling rekat Rekatkan Indonesiamu Rekatkan jiwa-jiwamu Rekatkan langkah dan tindakanmu Ya Allah Berjuta tangan para pejuang agamamu ini mengepalkan tinju mereka Berseru-seru mereka Menderu-deru mereka Di setiap jengkal udara hingga terlahir takbir kemenangan Kemenangan di ujung lelah menggema takbir bersahut-sahutan Berjuta sajadah akan kita hamparkan sebentar lagi, kawan Berjuta kepala menangis bersujud bersyukur Basah air mata dalam bahagia kemenangan sebentar lagi tiba Allahumma inni a'uzubika min jahdil bala'i wa darkisy syaqa'i wa su'il qada'i wa syamatatil a'da'i Jauhkan kami dari bala musibah yang tak dapat kami atasi Lindungkan kami dari kegembiraan orang-orang yang membenci kami Rekatkan jiwa-jiwa patriot kami dalam keikhlasan Di nadi-nadi kami Di jantung-jantung kami Di pundak-pundak kami Di jari-jari kami Yang telah memilih untuk hanya selalu berdua Kita dan Allah Azza Wa Jalla Selalu berdua Kita dan Rasulullah kekasih semesta Selalu berdua Kita dan saudara mukmin saling menjaga Selalu berdua Kita dan pemimpin yang membela hak-hak umat seutuhnya Duhai Allah Rabb Jangan kau jadikan hati kami bagai si penakut pengecut Sebab kami terlahir di tanah para pahlawan pemberani Yang rela mengorbankan jiwa raga harta dan segalanya Jangan jadikan hati kami lalai dan gentar Karena kami lahir dan besar dibimbing para ulama kami yang sabar Menetap jantung-jantung kami untuk menjadi pendekar Yang berani berpihak pada yang benar Duhai Allah Jangan kau jadikan hati kami dari tertutup Dari cahaya terang kebenaran yang menyala di malam-malam munajat Saat Engkau turun ke jagat dunia Telah Engkau bersaksikan Kami tegak berdiri, ya Allah Kami meminta menangis hingga basah sekujur diri kepada-Mu Seluruh harapan kami dambakan Akan Kau tolong atau Engkau binasakan Akan Kau menangkan atau Engkau lantakkan Itu hak-Mu Namun kami mohon jangan serahkan kami pada mereka Yang tak memiliki kasih sayang pada kami dan anak cucu kami Dan jangan, jangan Engkau tinggalkan kami dan menangkan kami Karena jika Engkau tidak menangkan Kami khawatir ya Allah Kami khawatir ya Allah Tak ada lagi yang menyembah-Mu Ya Allah Izinkan kami memiliki generasi yang dipimpin Oleh pemimpin terbaik Dengan pasukan terbaik Untuk negeri adil dan makmur terbaik Takdirkanlah bagi kami Generasi yang dapat kami andalkan Untuk mengejar nubuwwah kedua Wujud dan nyata Dan lahirnya sejuta Al Fatih di Bumi Indonesia Allah Rabb Puisi munajat ini kubaca bersama saudara-saudaraku Mujahid mujahidah yang datang berbondong-bondong dari segala arah Maka inilah puisi munajat Mengetuk-ngetuk pintu langit-Mu Bersimpuh di pelataran keprihatinan Atas ketidakadilan Atas kesewenang-wenangan Atas kebohongan demi kebohongan Atas ketakutan dan ancaman yang ditebar-tebarkan Atas kepongahan dalam kezaliman yang dipamer-pamerkan Dalam pertunjukan kekuasaan Yang mengkerdilkan Tuhan Yang menantang kuasa Tuhan Yang tidak percaya bahwa Tuhan pembalas sempurna Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar