Murianews, Kudus - Puisi Fadli Zon Doa yang Tertukar mendapat balasan dari budayawan Kudus. Dia adalah Kholid. Ia adalah seorang dari Pondok Budaya Kudus.
Dalam aksi tersebut, Gus Kholid sapaan akrabnya membacakan puisi balasan puisi Fadli Zon. Puisinya berjudul "Do'a Yang Tertukar Bukan Bangsa yg Tertukar" dibacakan didepan ribuan santri.
Puisi itu menggambar sosok Fadli Zon yang merupakan sosok terhormat. Ia menilai Fadli tidak mengajarkan kebaikan. Justru membuat gaduh. Mencelak seorang Kiai. Maka dari itu ia menilai puisi harus dibalas dengan puisi.
"Ini tadi saya buat langsung. Tak ada persiapan. Puisi ya harus dibalas dengan puisi," katanya.
Sementara itu, selepas membaca puisi ribuan santri mulai membubarkan diri. Mereka dengan tertib membubarkan diri dari alun-alun Simpang Tujuh Kudus.
Mereka sebelumnya menggelar aksi doa santri untuk kiai. Mereka protes terhadap puisi doa yang tertukar yang dibacakan oleh Politisi Fadli Zon.
Adapun puisi lengkap Kholid Budaya Pondok Kudus sebagai berikut:
Do'a Yang Tertukar Bukan Bangsa yangTertukar
Kau...
Adalah orang terhormat
Kau..
Bukan mengajarkan kebaikan bertutur lisan
Kau binalkan sajakmu
Tanpa kau sadari telah melukai guruku
Kau menjadi dungu oleh tahtamu..
Kau robek keindahan demokrasi negeri ini dengan cuitanmu
Cuitan sang bandar
Ketika kepongahanmu menjadikan bangsa yang damai menjadi tidak nyaman
Puisi Sajakmu bebas tak beradab
Atau memang begitukah cara berbicara sang makelar yang biadab
A'udzubilLahi minassaytonirojim wamin su'i zon
A'udzubilLahi minassaytonirojim wamin su'i zon
A'udzubilLahi minassaytonirojim wamin su'i zon
Tilkal Ghoroni kul ula
Setan-setan yang terkutuk
Yang mengubah lidah nabi
Setan-setan yang sama
Yang mengubah lidah kiai
Untung saja kiai segera meralat doa
Sehingga Indonesia tak jadi tertukar Amerika
Dan agama tak jadi tertukar dengan berhala
Ya allah engkaulah hambaku..
Dan engkau lah tuhanku
Aku terlalu berbahagia
Aku terlalu berbahagia
Sebab kiai segera meralat doa
Aku terlalu berbahagia
Sehingga Indonesia tidak menjadi Amerika
Dan agama tak tertukar dengan berhala
Editor : Supriyadi