Jumat, 29 Maret 2024

Terkait Aksi Teror Bakar Mobil dan Motor, Abu Tholut: Bukan Kelompok Radikal!

Anggara Jiwandhana
Rabu, 6 Februari 2019 22:57:17
Abu Tholut meminta semua pihak untuk menunggu hasil penyelidikan Polda Jateng dan tidak mengeluarkan statement tanpa didukung bukti yang jelas. (MuriaNewsCom/Istimewa)
Murianews, Kudus – Mantan pimpinan Jamaah Islamiyah (JI), Abu Tholut menegaskan peristiwa pembakaran kendaraan yang terjadi di Kota Semarang, Kabupaten Semarang, hingga Kendal baru-baru ini, tak ada sangkut pautnya dengan kelompok radikal. Hal ini lantaran apa yang dilakukan para pelaku bukan gaya penganut paham radikal. ”Saya melihat peristiwa itu tidak ada keterkaitan dengan kelompok radikal, karena tidak ada tanda-tanda yang menghubungkan peristiwa yang terjadi dengan paham radikal. Kemungkinan ini pihak di luar itu semua,” kata Abu Tholut di kediamannya, Rabu (6/2) sore. Abu Tholut yang pernah menjabat sebagai Ketua Mantiqi III Jamaah Islamiyah itu menjelaskan, modus ataupun teknik pembakaran yang dilakukan para pelaku terbilang sangat sederhana. Yakni dengan menyiram kendaraan menggunakan bahan bakar kemudian dibakar dengan korek api. ”Ini menunjukkan bahwa pelaku melakukan aksinya dengan cara yang paling sederhana. Selain itu peristiwa yang terjadi tidak menimbulkan korban, baik diri pelaku atau orang lain. Ini murni materiil,” tegasnya. Hal itulah yang membuatnya yakin perbuatan kriminal tersebut bukan karakter kelompok radikal. Pasalnya, kelompok radikal biasanya melakukan tindakan yang memiliki dampak lebih luas. Bahkan menimbulkan korban. Ia pun menilai, langkah ini juga menunjukkan keawaman dari pelaku. Namun Abu Tholut tidak menampik jika ada kemungkinan juga pelaku berpura-pura bertindak seperti halnya pelaku awam. ”Jika dikaitkan dengan ISIS atau gerakan radikal lainnya, saya rasa tidak. Modus ini belum pernah ada dalam gerakan radikal,” bebernya. Selain itu, jika pelaku berasal dari kelompok radikal, biasanya akan diikuti pernyataan di media untuk dukungan moral atau simpati serta pembenaran atas aksi yang terjadi dari pelaku atau kelompok yang sepaham dengan pelaku. Untuk itu, ia mengimbau agar semua pihak berhati-hati dalam memberikan statement. Apalagi kasus ini masih ditangani oleh pihak kepolisian. Jangan sampai peristiwa ini terburu-buru dihubungkan dengan paham radikal tanpa bukti pendukung yang kuat. ”Saya berharap agar umat Islam bersatu dan ikut serta menjaga keamanan di lingkungan masing-masing. Peristiwa yang terjadi ini merupakan bentuk kezaliman. Dalam Islam tidak boleh merusak barang atau properti orang lain tanpa alasan atau tujuan, apalagi yang menjadi korban adalah sesama orang Islam sendiri.  Mari bersatu menjaga negeri ini,” pungkasnya.

Polda Jateng saat ini berupaya keras mengusut kasus ini. Sedikitnya telah terjadi 12 kasus pembakaran mobil dan motor di Kota Semarang, 1 kasus di Kabupaten Semarang, dan 7 kasus di Kendal. Modus yang dilakukan mencari sasaran mobil atau roda dua yang terparkir di lokasi sepi. Kemudian pelaku menuangkan bahan bakar dan menyulutnya.

Kapolda Jateng Irjen Pol Condro Kirono telah menerjunkan satuan tugas (Satgas) khusus dengan 450 personel untuk membantu pengungkapan dan antisipasi kasus tersebut. Tim ini dikepalai oleh Direktur Kriminal Umum Polda Jateng. Terbaru, Pangdam IV/Diponegoro Mayjen TNI Mochammad Effendi juga memerintahkan jajarannya untuk membantu Polda Jateng mengurut kasus ini.

Sementara Gubernur Jateng Ganjar Pranowo berharap kejadian tersebut tidak mengganggu persiapan pemilu dan mempercayakan sepenuhnya kepada aparat kepolisian untuk mengusut tuntas.

Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar