Jumat, 29 Maret 2024

Ratusan Penonton FASBuK Larut dalam Penampilan Monolog "Dongeng Milenial"

Dian Utoro Aji
Selasa, 5 Februari 2019 12:59:09
Indri Widya Sari, seorang mahasiswi fakultas Psikologi suskes menampilkan pertunjukan monolog “Dongeng Milinial” di Auditorium Universitas, Rabu (30/1/2019) malam. (MuriaNewsCom/Dian Utoro Aji)
Murianews, Kudus - Indri Widya Sari, seorang mahasiswi fakultas Psikologi suskes menampilkan pertunjukan monolog “Dongeng Milinial” di Auditorium Universitas, Rabu (30/1/2019) malam. Ratusan penonton dibawa larut dalam pertunjukan rutin Forum Apresiasi Sastra dan Budaya Kudus (FASBuK). Indri Sihab (Nama Panggungnya) pada pertunjukan itu memainkan naskah ciptaannya sendiri yang terinspirasi dari keadaan di sekitarnya. Dongeng milinial merupakan sebuah kisah seorang ibu yang menyanyangi buah hatinya. Namun ada suatu hal gejolak kegelisahan yang selalu menghantui dirinya. Sang ibu tidak ingin kegelisahan-kegelisahan itu berakibat buruk pada anaknya nanti. Sang Ibu juga turut prihatin pada situasi sekarang ini. Ibu ingin mengingatkan terus betapa hebatnya perjuangan-perjuangan para tokoh kemerdekaan bangsa. Betapa eloknya sejarah tentang bagai mana Negeri yang terjajah begitu lamanya mampu bangkit dari keterpurukan. Perjuangan itu, tidak semata-mata merupakan sebuah hadiah namun hasil jerih payah perjuangan bangsa. Untuk itu Ibu berharap dongeng itu dapat melindungi anaknya dari sifat pelupa yang hanya melihat masa kini tanpa mengetahui masa lampau. Ketua Badan Pekerja FASBuK Arfin AM mengatakan, penampilkan kali ini dibawakan oleh pertunjukan Monolog. Indri Widya Sari, seorang mahasiswi fakultas Psikologi yang sejak duduk di bangku Sekolah ini selalu aktif pada dunia broadcasting. Selain pernah menjadi aktris drama ia juga pernah menjadi asisten sutradara pada Film Pendek yang di Produksi untuk sebuah Festival Film. “Dongeng milinial merupakan sebuah kisah seorang ibu yang menyanyangi buah hatinya. Ibu mengingatkan melalui dongeng tentang perjuangan bangsa dulunya. Sehingga anak-anak sekarang tidak sekadar melihat masa kininya tetapi juga melihat masa lampaunya,” jelasnya. Ia mengatakan,  FASBuK sendiri adalah ruang kerja fisik dan pemikiran untuk mencipta inovasi serta varian-varian sebuah paket kemasan kegiatan dalam bidang kesusasteraan dan kesenian lokal. Dimana nantinya mampu menjadi asset atas keberagaman kebudayaan nasional dan dekatmasyarakatnya. FASBuK berdiri sejak 12 Januari 2009 lalu. “Lewat FASBuK ini diharapkan  tercapai ruang bersama untuk saling berbagi, bertukar pikiran, demi sebuah cita-cita luhur tumbuhnya nilai-nilai kesadaran manusia yang berbudaya,” jelasnya. Secara rutin tiap bulannya FASBuK menggelar acara Sastra dan Seni Budaya yang meliputi Apresiasi sastra, Sarasehan Budaya, Pertunjukan Musik, Tari dan Pementasan Drama/Teater, dan sebagainya. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar