Kamis, 28 Maret 2024

Tak Boleh Beli Solar Pakai Jeriken, Petani Boyolali Parkirkan Puluhan Traktor di SPBU

Murianews
Senin, 28 Januari 2019 14:31:40
Petani tengah memarkirkan traktor di SPBU Sawit sebagai bentuk protes. (Foto : solopos.com)
Murianews, Boyolali – Puluhan petani dari beberapa desa di Kecamatan Sawit, Kabupaten Boyolali, Senin (28/1/2019) menggelar aksi protes di SPBU 4457302 Sawit. Mereka menggelar protes lantaran sejak sepekan terakhir tidak dilayani membeli solar subsidi menggunakan jeriken. Pihak SPBU ini baru mau melayani jika para petani membeli dengan membawa alat pertanian mereka. Alhasil, para petani mulai pagi tadi berduyun-duyun mendatangi SPBU tersebut. Mereka juga membawa mesin traktor dan alat penggilingan padi (tleser) mereka ke SPBU. Namun mereka tak membeli solar. Puluhan traktor itu hanya diparkir memanjang dari depan dispenser SPBU hingga ke jalan. Aksi ini dilakukan sebagai bentuk protes. Beberapa petani yang ikut protes beberapa di antaranya berasal dari Desa Karangduren, Desa Guwokajen, dan desa-desa lain di Kecamatan Sawit. Salah satu petani, Purwanto (36) merasa bingung dengan kebijakan yang diterapkan SPBU ini. Apalagi para petani yang datang membeli solar menggunakan jeriken ke SPBU ini sudah membawa surat rekomendasi dari Dinas Pertanian. ”Kami sudah membawa surat rekomendasi dari dinas, tapi tidak boleh membeli solar pakai jeriken. Ini ada apa? Wong sebelumnya juga boleh,” katanya dikutip dari Solopos.com. Kebijakan SPBU ini dianggap telah menyengsarakan petani. Apalagi SPBU baru mau melayani penjualan solar bersubsidi jika petani membawa traktor tersebut. Petani merasa rugi jika harus bolak balik membawa traktor ke SPBU untuk membeli solar. Pasalnya, jarak rumah dengan SPBU serta dari lokasi sawah yang digarap cukup jauh. Romadhon, perwakilan dari SPBU mengakui mulai menghentikan pembelian soal bersubsidi menggunakan jeriken. Kebijakan ini diberlakukan sejak 22 Januari 2019 lalu. Alasannya, karena sedang ada audit dari BPK. “Kami hanya menjalankan perintah untuk menghentikan pembelian solar bersubsidi dengan jeriken, karena sedang ada audit BPK. Tapi sampai kapan kami tidak tahu. Tapi untuk Solar Dex tetap dilayani,” ujarnya. Sementara itu, Kades Karangduren Haryanto menyebut telah melakukan pembicaraan dengan pihak SPBU. Dari hasil pembicaraan itu, mulai hari ini petani kembali diperbolehkan membeli solar menggunakan jeriken. “Kami sudah melobi pengelola. Mulai hari ini dan selanjutnya, boleh mengisi solar lagi membawa surat rekomendasi dari dinas maupun dari desa,” pungkasnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar