Jumat, 29 Maret 2024

Hadang DBD yang Makin Mengganas, Ganjar Perintahkan Warga Ternak Jentik

Murianews
Senin, 21 Januari 2019 15:17:00
Warga tengah menaburi bak mandi dengan bubuk abate. (MuriaNewsCom)
Murianews, Semarang – Penyakit demam berdarah dengue (DBD) di Jawa Tengah kini tengah mengganas. Ratusan orang dari berbagai wilayah di Jateng terserang penyakit ini, dan beberapa di antaranya meninggal dunia. Catatan Dinas Kesehatan Jawa Tengah, terdapat 411 kasus DBD di provinsi ini. Dari jumlah itu, paling banyak di Kabupaten Sragen, yakni mencapai 236 kasus. Kemudian disisi Blora, 75 kasus, Kota Semarang 33 kasus, Karanganyar 20 kasus, dan tegal 11 kasus. Daerah-daerah lainnya angka kasusnya di bawah 10. Melihat semakin mengganasnya penyakit ini, Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo, Senin (21/1/2019) hari ini mengeluarkan surat edaran (SE) kepada seluruh bupati/walikota untuk mengajak warga menjalankan program satu rumah satu juru pemantau jentik (jumantik). Dengan program ini, warga diajak menerapkan tekni beternak jentik, sehingga bisa mengendalikan perkembangbiakan nyamuk. Ganjar juga meminta Dinas Kesehatan mulai hari ini membuat sosialisasi melalui media sosial. Agar informasi cara-cara pencegahan dapat segera diuanggah. Serta membuat video pendek soal teknik beternak jentik. "Nek lali manen jentik, ditinggal lunga, lak nyokot dewe (Kalau lupa memanen jentik, ditinggal pergi, nanti menggigit sendiri). Saya akan membuat surat edaran ke bupati dan wali kota untuk satu rumah satu jumantik, beternak jentik yang intinya gerakan membasmi nyamuk. Kita sebar hari ini,'' katanya. Sementara itu, Kepala Dinas Kesehatan Jateng, dr Yulianto juga membeberkan bagiamana cara berternak jentik. Caranya dengan menyiapkan empat ember yang diisi air. Kemudian tempatkan ember ke pojok rumah. Fungsinya untuk tempat perkembang biakan nyamuk. Setelah nyamuk bertelur pada hari keenam, jentik bisa dipanen untuk dimusnahkan. Namun usai jentik dimusnahkan, jangan buang air di dalam ember. “Karena, nyamuk suka dengan air yang sama. Setelah enam hari lagi, dipanen lagi, sampai pekan ketiga, keempat, akan lebih banyak lagi jentik yang bisa dipanen. Tetapi, pada pekan kelima dan enam, jentik akan semakin berkurang,” ujarnya. Ia menyakini, jika semua rumah melakukan tekni itu, seluruh kampung tidak ada nyamuk. Sehingga potensi menyebarnya DBD juga bisa ditekan. Selain imbauan ini, pihaknya juga tetap mengerahkan petugas untuk melakukan penanganan terhadap DBD. Di antaranya dengan mendirikan posko di seluruh desa untuk pelayanan dan tindakan selama 24 jam dan tidak pernah libur. Fogging tetap dilakukan karena dinilai efektif untuk membunuh nyamuk dewasa.(lhr) Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar