Jumat, 29 Maret 2024

Sepasang Lansia Renta Tinggal di Gubuk Reot, Ganjar Datang Rumah Langsung Dipugar

Murianews
Kamis, 17 Januari 2019 06:08:15
Ganjar Pranowo berbincang dengan Mbah Barkah dan Warsono. (MuriaNewsCom)
Murianews, Pekalongan – Sepasang suami-istri yang sudah renta Barkah dan Warsono puluhan tahun tinggal di sebuah rumah reot yang lebih mirip seperti gubuk. Rumah mereka di Desa Patianom, Kecamatan Bojong, Kabupaten Pekalongan itu, jauh untuk dikatakan layak. Rumah itu sangat kecil dengan lantai tanah. Dinding dan penyekat ruangan pun hanya terbuat dari papan kayu. Mereka berdua tinggal dengan menempati tanah milik desa setempat. Keduanya sehari-hari bekerja mengelem kapas dengan penghasilan Rp 5.000 perhari. Uang tersebut mereka gunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pasangan lansia ini umurnya sudah lebih dari 70 tahun. Bahkan Mbah Barkah mengaku sudah lahir saat negara ini masih dijajah Belanda. Kondisi dua lansia renta ini menarik perhatian Gubernur Jateng, Ganjar Pranowo. Orang nomor satu di provinsi ini pun mengunjungi keduanya pada Rabu (16/1/2019) dengan didampingi Bupati Pekalongan, Asip Kholbihi. Tak hanya sekadar mengunjungi, Ganjar datang dengan membawa bantuan dan kabar gembira. Yakni rumah pasangan lansia ini akan segera dibongkar dan direhab menjadi layak huni. Melihat kedatangan Ganjar, Mbah Barkah pun tak henti-hentinya berucap syukur. "Ya Allah, maturnuwun Pak Ganjar sampun dugi mriki, kula bungah sanget pak (Ya Allah terimakasih Pak Ganjar sudah datang ke sini, saya sangat senang sekali," katanya. [caption id="attachment_155393" align="alignnone" width="665"] Ganjar Pranowo bersalaman pasangan lansia yang tinggal di rumah tak layak huni dan warga. (MuriaNewsCom)[/caption]   Ganjar pun kemudian berbincang dengan pasangan tua ini. Dari obrolan ini akhirnya diketahui sebuah fakta yang unik. Mbah Barkah sepanjang hidupnya ini ternyada sudah tujuh kali menikah. Dan Mbah Warsono adalah suaminya yang terakhir. "Kulo mpun mbojo ping pitu pak, niki bojo kulo sing terakhir, anak kulo wolu (saya sudah menikah tujuh kali, ini suami saya terakhir, anak saya delapan)," ucap Barkah disambut tawa semua warga yang ikut mengerubungi. Mbah Barkah dan Mbah Warsono mengaku tak tahu secara pasti umurnya berapa. Namun ia memastikan, ia sudah lahir ketika zaman penjajahan Belanda. “Riyen zamane Landha ngangge baju saking karung goni (dulu zaman Belanda pakaiannya dari karung goni)," katanya. Mbah Barkah dan suaminya semakin girang saat Ganjar juga memberikan bantuan berupa uang tunai dari Baznas dan paket sembako. Sementara itu, Ganjar menyebut ia mendapat laporan tentang keberadaan pasangan renta yang hidup dengan kondisi mengenaskan itu. "Kemudian kita tindaklanjuti. Saya senang kerja sama dengan kabupaten. Bahkan sampai desa luar biasa, responnya sangat cepat dari kepala desa dan bupati," kata Ganjar. Ia menyebut, kondisi seperti Mbah Barkah sebenarnya masih banyak dijumpai di tempat lain. Yang penting adalah masyarakat bisa membantu, gotong royong, dan melaporkan kepada pemerintah untuk ditindaklanjuti. "Kita tidak bisa sak dek sak nyet (harus saat itu juga). Tapi kalau kita mencari mereka yang miskin yang butuh bantuan kita bisa cepat membantu, dari APBD, CSR, BAZNAS yang terpenting bantuan dari masyarakat," terangnya. Apalagi ternyata, pasangan lansia ini belum pernah mendapat bantuan apapu. Sementara Kartu Indonesia Sehat (KIS) juga baru saja didapatkannya. Dia menjelaskan, hal-hal semacam ini harus diburu dan dibereskan. Di kabupaten Pekalongan saja, masih ada sekitar 10 ribu warga yang tinggal di rumah tidak layak huni. (lhr) Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar