Jumat, 29 Maret 2024

Jalur Pedestrian Kota Semarang Pakai Beton Berpori, Trotoar Tak Becek Saat Hujan

Murianews
Sabtu, 12 Januari 2019 12:30:12
Jalur pedestrian yang menggunakan beton berpori sudah dipasang di beberapa titik Kota Semarang. (Foto : Humas Setda Kota Semarang)
Murianews, Semarang – Sejumlah jalur pedestrian di Kota Semarang kini dipasangi beton berpori. Pemasangan beton khusus ini, sebagai upaya Pemkot Semarang untuk mewujudkan kota hijau (green city). Dengan beton khusus ini, tak ada lagi air yang menggenang di trotoar saat hujan. Pasalnya menurut Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi, beton berpori itu mampu menyerap air hujan ke dalam tanah, sehingga bisa mencegah terjadinya genangan air. Dia menjelaskan, lapisan beton berpori paling atas memungkinkan air mengalir melalui matriks batu kecil ke puing yang lebih longga di bawahnya. Di bagian paling bawah, kata politikus PDI Perjuangan itu, terdapat sistem drainase yang bisa menampung dan mengalirkan air yang terserap ke dalam tanah. "Dengan inovasi ini, ketika ada hujan, air tetap bisa terserap di tanah walaupun dibeton. Ya, untuk kenyamanan pejalan kaki juga," katanya dilansir Antara. Hendi mengklaim, pemasangan beton berpori untuk jalur pedestrian itu bisa meningkatkan kenyamanan pejalan kaki tidak sepanas aspal ketika cuaca terik. "Selain mencegah genangan, bisa mengurangi pemanasan aspal ketika cuaca panas sebagai bagian mengejar target penurunan suhu udara di Kota Semarang," ujarnya. Sekarang ini, beton berpori telah terpasang di jalur pedestrian di berbagai jalan protokol. Seperti Jalan Dr Sutomo, Jalan Veteran, Jalan MT Haryono, Jalan S. Parman, dan Jalan Abdurrahman Saleh. "Kemudian, di Kelurahan Kandri juga, di Waduk Jatibarang, sepanjang Kampung Kali, dan sebagainya," terangnya. Yang jelas, Hendi menegaskan Pemkot Semarang berupaya membuat Semarang menjadi lebih hijau, termasuk dengan memperbanyak penghijauan, seperti di Jalan Pemuda. "Kalau lewat Jalan Pemuda, tiang penerangan jalan kami maksimalkan untuk menaruh pot-pot tanaman. Semua kami upayakan, termasuk menggalakkan 'urban farming'," kata dia. Belum lama, 72 unit Bus Rapid Transit (BRT) Trans Semarang juga dipasangi konverter bahan bakar gas (BBG) untuk menekan emisi dan menghemat bahan bakar. Bekerja sama dengan Pemerintah Kota Toyama, Jepang, moda transportasi massal yang sudah terpasangi konverter itu bisa menekan penggunaan solar. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar