Jumat, 29 Maret 2024

Kaos Capres Nurhadi Bertagar #McQueenYaqueen Banjir Pembeli

Dian Utoro Aji
Selasa, 8 Januari 2019 19:19:18
Nurhadi capres guyonan saat menunjukan kaos tagar #McQueenYaqueen yang laris dibeli warga di kediamannya di Desa Golan Tepos RT 6 RW 4 Kecamatan Mejobo Kabupaten Kudus. (MuriaNewsCom/Dian Utoro Aji)
Murianews, Kudus – Nurhadi warga Desa Golan Tepos RT 6 RW 4 Kecamatan Mejobo menjadi perbincangan warganet akhir-akhir ini. Pria yang kesehariannya adalah sebagai tukang pijet kesehatan itu mendadak jadi calon presiden guyonan. Keviralannya itu, lantas berdampak pada ekonomi capres yang dikenal Dildo itu. Selain profesinya tukang pijat yang banyak diburu orang, kaos yang mulai dijual sejak dua bulan terakhir pun diburu warga. Karena itu, ia mulai membuat kaos capres dan cawapres Nurhadi-Aldo. Kaos itu bertulisan tagar #McQueenYaqueen dan foto wajahnya. “Sebelumnya, sejak dua bulan lalu saya sudah jualan kaos komunitas angka 10. Itu laris. Kemudian saya banyak dikenal didisainkan poto ada gambar saya kemudian ada tagar #McQueenYaqueen dan poto wajah saya,” jelasnya. Kaos yang berdesain tagar #McQueenYaqueen baru ada sejak Senin (7/1/2019) kemarin. Bahkan kaos itu sudah banyak yang membeli. “Kaos yang baru banyak yang beli. Padahal baru sejak Senin (7/1/2019) kemarin. Sudah ada 100 orang. Mereka tidak hanya dari Kudus. Mereka dari berbagai daerah. Seperti dari Bali, Aceh, Sulawesi,” papar dia. Untuk satu kaosnya, ia mengaku menjual dengan harga Rp 150 ribu. “Banyak yang sudah mesan. Saya jualnya lewat online,” ungkapnya. Sementara itu, Muhammad Fioran pelajar SMA 1 Kudus rela datang ke rumahnya Nurhadi. Ia mengaku ingin bertemu dengan sosok yang tengah viral itu. Selain ketemu ia juga membeli kaos tagar #McQueenYaqueen. “Pengen ketemu dengan Pak De. Saya penasaran dengan sosok capres guyonan. Ini sekalian juga membeli kaos tagar #McQueenYaqueen,” ungkapnya. Menanggapi fenomena capres guyonan itu, Ketua DPRD Kudus Ahmad Yusuf Roni menganggap hal tersebut sebagai penyejuk dinamika politik saat menjelang pemilu serentak tahun 2019. Hanya saja menurutnya, jangan dimaknai capres guyonan ini sebagai peserta pemilu yang sesungguhnya. “Setidaknya ini menjadi penyejuk dalam dinamika politik yang sedang berlangsung. Namun juga hal ini jangan dimaknai sebagai peserta pemilu yang sesungguhnya sehingga menjadikan kebingungan di masyarakat,” tambahnya. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar