Jumat, 29 Maret 2024

Genjot Produksi Kayu Putih, Perhutani Gundih Grobogan Luncurkan Program 5002

Dani Agus
Jumat, 21 Desember 2018 17:03:03
Administratur KPH Gundih Agus Priyantono saat melangsungkan penanaman 5.000 bibit kayu putih bersama anak buahnya di petak 31, RPH Karang Ploso, BKPH Gundih, Jumat (21/12/2018). (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Perhutani KPH Gundih, Grobogan terus berupaya meningkatkan produksi kayu putih. Terbaru, upaya yang dilakukan adalah dengan meluncurkan program 5002. Administratur KPH Gundih Agus Priyantono mengungkapkan, kode angka 5002 itu memiliki arti khusus. Yakni, dalam areal satu hektar ditanami ditanami 5.000 bibit tanaman kayu putih. “Sedangkan angka 2 juga ada makna tersendiri. Yakni, setiap satu bibit kayu putih yang ditanam, nantinya harus mampu menghasilkan 2 kilogram daun kayu putih siap masak tiap kali panen atau masa petik,” jelas Agus saat melangsungkan penanaman 5.000 bibit kayu putih bersama anak buahnya di petak 31, RPH Karang Ploso, BKPH Gundih, Jumat (21/12/2018). Menurut Agus, KPH Gundih saat ini merupakan salah satu penghasil minyak kayu putih terbaik dan terbesar di Jawa Tengah. Luas areal pohon kayu putih yang dimiliki sekitar 1.548 hektar. Sejauh ini, produksi minyak kayu putih murni yang dihasilkan sebanyak 25 ton per tahun. “Lahan kayu putih sebagian besar ada di wilayah Kecamatan Toroh. Kita sudah punya tempat penyulingan minyak kayu putih sendiri yang ada di Desa Bandungharjo, Kecamatan Toroh,” jelasnya. Agus mengatakan, untuk tahun ini dan seterusnya, pihaknya akan lebih fokus menanam tanaman kayu putih saja. Sebab, dari analisa dan perhitungan yang dilakukan, hasil yang didapat dari tanaman kayu putih lebih besar dengan dibandingkan tanaman kayu, seperti jati dan mahoni. Selain itu, jangka waktu produksi tanaman kayu putih juga relatif singkat dibandingkan jenis tanaman kayu. Untuk tanaman kayu putih sudah bisa masuk masa petik perdana ketika masuk usia sekitar 3 tahun. “Dalam tiga tahun, tanaman kayu putih sudah bisa dipetik daunnya, meski belum maksima. Kalau tanaman jati, baru bisa dipanen ketika kisaran usia 20 tahun. Dari sini bisa kita simpulkan jika menanam kayu putih lebih menjajikan hasilnya,” cetus Agus. Sebagai gambaran, Agus menjelaskan, jika dihitung secara kasar, 5.000 pohon kayu putih dapat menghasilkan 10.000 kilogram daun kayu putih saat panen. Setelah proses penyulingan, daun sebanyak ini bisa dapat menghasilkan 8 kilogram minyak kayu putih murni. “Harga jual minyak kayu putih murini saat ini, sekitar Rp 250.000 per kilogram. Sehingga hasil yang didapat tiap kali panen sekitar Rp 20 juta perhektare,” ungkapnya. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar