Jumat, 29 Maret 2024

Ngaku Kompol Tipu Belasan Calon Pelamar Akpol Capai Miliaran Rupiah

Murianews
Rabu, 19 Desember 2018 14:22:05
Polisi mengamankan polisi gadungan yang menipu 19 pemuda. (Foto : Antara)
Murianews, Solo – Seorang warga sipil mengaku sebagai anggota kepolisian berpangkat komisaris polisi (kompol). Tak hanya itu, pria bernama Ferry Syahputra Hasibuan (28) itu juga memperdaya belasan pemuda dan dijanjikan bisa dimasukkan ke Akademi Kepolisian (Akpol) dan Bintara Polri. Ia mematok harga antara Rp 1 sampai Rp 2 miliar untuk calon pelamar Akpol. Sementara untuk Bintara dipatok Rp 550 juta. Bahkan untuk menyakinkan korbannya, pria yang diketahui beralamat di Ketapang, Sampit, Kalimantan Tengah ini juga melakukan pelatihan fisik kepada para pemuda yang ditipu. Ada 19 orang berusia antara 18-22 tahun yang berhasil dikelabuhi. Mereka dikumpulkan di sebuah hotel di Solo dan selama beberapa pekan dilatih fisik. Pelatihan fisik dilakukan di kawasan Tawangmangu dan selama empat hari latihan fisik di sekitar hotel di kawasan Solo. Pelatihan fisik ini yang membuat warga curiga dan melaporkannya ke polisi. Aparat Polsek Pasar Kliwon yang mendapat aduan, langsung melakukan penyelidikan. Dari penyelidikan diindikasikan ini merupakan kasus penipuan. Kerugian diperkirakan sudah mencapai Rp 2 miliar. "Warga curiga adanya kegiatan itu, dan dilaporkan petugas Polsek Pasar Kliwon, kemudian ditindaklanjuti ke lokasi untuk penyelidikan. Dan melakukan penangkapan,” kata Kapolsek Pasar Kliwon AKP Ari Akta. Menurut Kapolsek, kecurigaannya semakin kuat saat ditanya lulusan Akpol 2008 sudah berpangkat Kompol, sedangkan dirinya angkatan 2007 atau satu tahun di atasnya masih berpangkap AKP. Dia juga dengan membawa-bawa petinggi Polri untuk menyakinkan anggotanya, agar percaya anggota dari Mabes Polri yang ditugaskan di Solo. Saat diperiksa, ternyata Ferry tidak punya kartu anggota Polri. Selain itu, ia ternyata punya dua KTP. KTP asli bernama, Ferry Syahputra Hasibuan (28), warga Jalan Kembali, Ketapang, Sampit, Kalimantan Tengah, sedangkan yang palsu bernama, Agung Prayugo Nasution, (23) warga Jalan Lalang Panjang No.21 LK XIII 004/008 Titi Papan, Medan. Ia menyebut, seluruh korbannya rata-rata merupakan warga Jawa Timur. Solo hanya digunakan sebagai lokasi untuk mengumpulkan para korbannya. Pelaku juga mengaku telah menghabiskan sekitar Rp 350 juta untuk biaya akomodasi 19 siswa yang dilatih selama di Karanganyar dan Solo. Polisi juga menduga, pelaku merupakan anggota jaringan penipuan. “Ferry ini, bekerja tidak sendirian ada jaringannya yang mengendalikan dia," kata Kapolsek. Ferry mengakui hanya menjalankan perintah dari seseorang di Jakarta untuk melatih warga yang hendak masuk ke Polri. Dia dengan memasang tarif untuk masuk Akpol membayar uang senilai Rp1 miliar hingga Rp 2 miliar, sedangkan untuk Bintara senilai Rp 550 juta. "Kami melakukan koordinasi dengan Polres Ngawi Polda Jatim, yang sudah ada Laporan Polisi (LP) dari pihak korban. Ferry bersama barang bukti dilimpahkan ke Polres Ngawi, untuk pengembangan lebih lanjut. Solo ini, hanya sebagai tempat latihan saja," tutur Kapolsek. Dilansir Antara, Sri Murtini (50), salah stau orang tuan korban asal Ngawi Jatim, mengatakan, pihaknya sudah membayar ke Ferry uang senilai Rp 350 juta yang ditransfer debanyak dua kali. Total uang yang diminta untuk bisa masuk menjadi anggota Polri, dengan Bintara, Rp500 juta per orang. "Anak saya duhulu pernah ikut seleksi Bintara di Surabaya, tetapi dia gagal Pantokhir. Saya ke Solo, mau jemput anak saya yang menjadi korban penipuan. Saya berharap uangnya Rp350 juta bisa kembali," kata Sri Murtini. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar