Jumat, 29 Maret 2024

Keren! Strategi Pejuang Kemerdekaan di Pati Jadi Penelitian Sejarah

Cholis Anwar
Selasa, 11 Desember 2018 13:35:21
Sejumlah guru sejarah di Kabupaten Pati membahas tentang penelitian sejarah lokal Pati. (MuriaNewsCom/Cholis Anwar)
Murianews, Pati - Perjuangan kemerdekaan Indonesia, khususnya strategi politik yang dilancarkan di Kabupaten saat itu, ternyata menyedot perhatian sejumlah peneliti. Pati sebagai ibukota karisidenan dinilai memiliki kehidupan politik yang dinamis dan strategis di era kemerdekaan. Hal tersebut seperti yang dilakukan oleh Ragil Haryo dan Sri Andayani guru sejarah SMA 2 Pati. Mereka difasilitasi direktorat sejarah Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Republik Indonesia (RI) untuk melakukan penelitian sejarah lokal yang telah dilakukannya. Dalam penelitiannya, kedua orang tersebut melakukan kajian tentang Kabupaten Pati di masa revolusi antara tahun 1945 sampai 1950. Ragil Haryo, salah satu guru yang turut melakukan penelitian tersebut mengatakan di era tersebut Pati memang terjadi beragam peristiwa. “Di antaranya terjadi pemberontakan PKI Muso dan Pati juga harus menghadapi agresi militer II. Saat-saat itulah banyak bermunculan tokoh. Seperti adanya peran dari Ali Mahmudi sebagai pemimpin militer yang gugur dengan gagah berani di pertempuran Bageng atau Gembong,”terangnya, Selasa (11/12/2018) Dalam awal kemerdekaan tersebut, di Pati juga muncul peranan tentara pelajar. Terutama proses pengambil alihan kekuasaan dari Jepang ke pemerintah resmi Indonesia. Tentara pelajar juga melibatkan diri dalam pertempuran Semarang. “Dari situlah juga muncul nama Pratomo yang kemudian diabadikan menjadi nama jalan. Selain itu juga ada Soewondo dan Srigoto dan lainnya,”tambahnya. Saat pemberontakan PKI Muso juga sempat muncul nama-nama pejuang yang gugur. Seperti nama Kolonel Sunandar dan AKBP Agil Kusumadya yang dibunuh di Desa Poh Rendeng Blora. Namanya saat ini juga telah diabadikan sebagai nama jalan. “Tidak lama setelah PKI Muso berhasil diatasi dengan bantuan pasukan Siliwangi dibawah Batalyon Kemal Idris, Pati harus kembali menghadapi gempuran dari Belanda. Saat itu harus dilakukan perlawanan gerilya sesuai instruksi panglima besar Sudirman di Pegunungan Muria dan Kendeng,” jelasnya. Dampaknya di Kabupaten Pati juga terjadi beragam peristiwa heroik. Seperti pertempuran Bageng, Kecamatan Gembong, Pertempuran Pucakwangi, Pertempuran Widorokandang, dan Peledakan Jembatan Kaligesing di Kecamatan Margoyoso. “Dengan kajian inilah kami berharap masyarakat bisa mengetahui tentang sejarah termasuk tentang nama pejuang yang dijadikan nama jalan maupun tugu-tugu yang dibangun di sekitar Pati. Seperti tugu Ali Mahmudi di pertigaan Gembong, tugu Berigade mobil Brimob atau polisi istimewa di Widorokandang, monument Teroeskan di hotel Pati dan prasasti daftar nama-nama di Pucakwangi,”ujarnya. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar