Jumat, 29 Maret 2024

300 Ribu Orang di Jateng Salah Gunakan Narkoba, 27% di Antaranya Pelajar

Murianews
Senin, 10 Desember 2018 14:24:54
Ilustrasi (Pixabay)
Murianews, Magelang – Angka penyalahgunaan narkoba di Jawa Tengah sangat tinggi. Bahkan peredaran barang haram itu sudah menyentuh ke anak-anak dan para pelajar. Catatan Badan Narkotika Nasional (BNN) jumlah penyalahgunaan narkoba di provinsi ini ditaksir mencapai 300 ribu orang. Dari jumlah itu, 27 persen di antaranya adalah kalangan pelajar dan mahasiswa. Ini dikatakan Wakil Gubernur Jawa Tengah, Taj Yasin saat seminar nasional antinarkoba di Pendapa Pengabdian Kota Magelang, Senin (10/12/2018). ”Berdasarkan penelitian BNN tahun 2017, jumlah penyalahguna narkoba di Jateng sangat tinggi. Berada pada kisaran 300 ribu jiwa. Tak hanya menyasar orang dewasa, tapi juga pelajar dan mahasiswa. Angkanya capai 27 persen,” katanya. Melihat kondisi ini, Yasin menyebut Pemprov Jateng mengajak seluruh elemen masyarakat untuk mengobarkan jihad melawan narkoba. "Saatnya kita satukan kata dengan perbuatan. Anak muda enggak pakai narkoba itu keren. Apalagi bisa memberikan pencerahan kepada teman sebaya tentang bahaya narkoba, itu lebih keren lagi. Kita edukasi masyarakat dan anak-anak muda tentang bahaya narkoba," ujarnya. Pihaknya juga mengaku terus mendorong dan mengingatkan para guru, untuk terus meningkatkan kewaspadaan terhadap ancaman nakorba. Apalagi sebagian waktu anak-anak dihabiskan di sekolah. Sekolah sudah menjadi salah satu tempat sasaran utama para pengedar narkoba. "Sinergitas antarinstansi dalam penanganan narkoba mesti terus dioptimalkan. Penting memperkuat koordinasi antarinstansi pemerintah dan swasta yang ada di wilayah Provinsi Jawa Tengah dalam penanganan narkoba," bebernya. Bahkan ia menyarankan untuk dilakukan tes urine pada waktu-waktu tertentu yang dilakukan secara mendadak. Termasuk saat kegiatan seminar-seminar, untuk mendeteksi penyalahgunaan narkoba. "Kalau ada kegiatan-kegiatan seperti ini mbok ada tes urine, supaya tahu pada hari ini ada yang pakai narkoba atau tidak. Sehingga tidak hanya seremoni tetapi dilakukan langsung. Membuktikan bahwa kita anti dan musuh narkoba," pintanya. Sementara itu, Wali Kota Magelang Sigit Widyonindito meminta berbagai kegiatan maupun program antinarkoba bukan sekadar slogan ataupun hanya seremonial semata. Namun harus dilaksanakan di semua wilayah mulai tingkat keluarga, RT, RW, hingga tingkat pusat. ”Seperti di Pemerintah Kota Magelang, beberapa RW telah berani mendeklarasikan sebagai kampung antinarkoba dan minuman keras,” pungkasnya. Editor : Ali Muntoha

Baca Juga

Komentar