Kamis, 28 Maret 2024

Teater ESA Bikin Ratusan Penonton FASBuK Larut dalam "Kabut Wajar"

Dian Utoro Aji
Selasa, 20 November 2018 12:30:00
Pertunjukan teater ESSA saat menampilkan Kabut Wajar di Auditorium UMK, Senin (19/11/2018) malam yang diadakan FASBuK. (MuriaNewsCom/Dian Utoro Aji)
Murianews, Kudus – Lawatan sastra dan budaya yang digelar Forum Apresiasi Sastra dan Budaya Kudus (FASBuK) dihadiri ratusan penonton di Auditorium UMK Kudus, Senin (19/11/2018) malam. Ratusan penonton itu dibawa larut dalam penampilan pertunjukan teater “Kabut Wajar”. Pada pertunjukan kali ini, naskah drama komedi satu babak yang ditampilkan adalah salah satu karya Almarhum Arya Gunawan. Dia adalah seniman dan tokoh pendiri FASBuK. Naskah yang ditulis pada era tahun 90-an ini, dimainkan oleh salah satu kelompok teater muda di Kudus. Yaitu Teater Essa dari SMP 1 Gebog Kudus. Teater Essa yang sejak 20 November tahun 2014, berhasil membawa naskah karya Arya Gunawan. Diceritakan pada pertunjukan itu, yakni tentang keadaan sebuah keluarga di desa wilayah utara Kabupaten Kudus. Ia adalah sosok tokoh Denmas Sastro. Ia merupakan seorang kepala keluarga yang angkuh dan dibutakan oleh harta. Denmas Sastro rela merenggut harapan, cita-cita anak semata wayangnya yang masih sekolah. Ia rela untuk mengawinkan paksa anaknya kepada seorang pengusaha yang sudah mempunyai banyak anak. Pada pertunjukan itu, terater ESSA melibatkan 11 orang pemain, 17 pemusik, dan kurang lebih 15 orang di bagian artistik. Hal itu sebagai wujud kesatuan dan kekompakan kerja seni dari Teater Essa SMP 1 Gebog. Selain itu juga pada pertunjuka itu tetap tidak meninggalkan unsur-unsur bangunan musik suasana jawa atau klasik. Sinta salah satu penonton mengaku takjub melihat pertunjukan tersebut. Apalagi tema teater yang dibawakan ditulis pada tahun 90-an. “Pertunjukan malam ini bagus. Mereka yang usianya masih SMP, namun mereka bisa melakonkan pertunjukan cerita yang dituliskan pada tahun 90-an. Ini melihatkan mereka bahwa, mereka sudah mulai mempunyai bakat berteater yang luar biasa,” ungkapnya. Sutradara teater ESSA Fenti mengatakan, penampilan para pemain teater ESSA menampilkan pertunjukan tanpa beban. Mereka menampilkan pertunjukan itu secara total. “Untuk teater ESSA sudah cukup lama. Setiap tahunnya ada pertunjukan pentas seni, nah disana itu ada pertunjukan teater,” ungkapnya. Ia mengatakan, naskah yang dibawakan teater ESSA ini memang benar-benar terjadi di masyarakat nyata. Yakni adanya gadis yang masih sekolah karena sudah dilamar atau dijodohkan oleh keluarganya. “Saya sendiri pernah mengikuti home visit, ada yang tidak melanjutkan sekolah karena si perempuan sudah dilamar oleh lelaki,” papar dia. Sementara itu, Ketua Badan Pekerja FASBuK Arfin AM mengatakan, selain ada pertunjukan, pada lawatan rutin ada ada pula ruang untuk diskusi  dan tanya jawab. Ruang ini dihadirkan sebagai media untuk lebih mengenal dan tahu tentang karya sekaligus proses kreatif dari Teater Essa. “Pada edisi bulan ini, kami selaku penyelenggara memberikan ruang pertunjukan bagi para pelajar yang mempunyai bakat dan minat pada sebuah seni pertunjukan, harapannya agar mereka mampu berkembang dalam bidang non akademis,”jelasnya. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar