Jumat, 29 Maret 2024

Seru, Lomba Menulis dan Membaca Geguritan untuk Siswa serta Guru di Grobogan

Dani Agus
Sabtu, 10 November 2018 19:08:30
Para siswa pemenang Lomba Menulis dan Membaca Geguritan menerima piala dan piagam penghargaan dari panitia. (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Di luar dugaan, jalannya Lomba Menulis dan Membaca Geguritan untuk guru dan murid SD/SMP yang dilangsungkan di pendapa kabupaten Grobogan berlangsung seru, Sabtu (10/11/2018). Masing-masing peserta saling unjuk kemampuannya untuk menjadi yang terbaik dalam lomba yang diselenggarakan oleh Wartawan Kreatif Grobogan (WKG) itu. Dalam lomba yang dimulai sejak pagi tersebut, dua siswi SMPN 3 Purwodadi mampu meraih juara I dan II. Sedangkan untuk kategori guru, juara I diraih Muhammad Juhadi dari SDN 4 Ketro, Karangrayung. Pihak panitia mendatangkan tiga juri yang berkompeten dibidangnya. Yakni, Widiyartono R dari Semarang, Tantri dan Suyadi alias Pak Raden dari Grobogan. “Saya tidak menyangka kalau lomba geguritan ini bisa berlangsung seru. Ternyata, masih banyak potensi dibidang geguritan ini. Sayangnya, lomba seperti ini sudah jarang digelar,” kata Ketua Panitia Felek Wahyu. Sementara itu, Sekda Grobogan Moh Sumarsono menyatakan, ia mengapresiasi digelarnya lomba membaca dan menulis geguritan tersebut. Sebab, geguritan merupakan salah satu karya budaya bangsa, khususnya di Jawa Tengah. [caption id="attachment_151738" align="alignnone" width="715"] Para guru pemenang Lomba Menulis dan Membaca Geguritan menerima piala dan piagam penghargaan dari panitia. (MuriaNewsCom/Dani Agus)[/caption] “Budaya bangsa yang arif ini wajib hukumnya untuk terus dijaga. Aset bangsa yang tak ternilai ini harus terus dilestarikan dan digiatkan agar tidak hilang di tengah masyarakat,” katanya, saat membuka lomba. Menurutnya, pada saat ini, penggunaan bahasa Jawa mulai tersisihkan. Banyak anak-anak muda lebih menggemari dan bangga menggunakan bahasa asing ketimbang bahasa daerahnya sendiri. Padahal, bahasa Jawa sangat kental dengan tata kesopanan atau unggah ungguh lewat tingkatan bahasa, seperti kromo alus, kromo inggil, ngoko alus, dan ngoko. “Semangat menggunakan bahasa Jawa dan menjaga bahasa daerah harus terus kita jaga. Pada era kemajuan teknologi, mari kita lestarikan bahasa jawa dan karya budaya bangsa ini,” imbuhnya. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar