Kamis, 28 Maret 2024

Satu Warga Kudus Jadi Korban Lion Air JT610 yang Jatuh di Perairan Karawang

Dian Utoro Aji
Selasa, 30 Oktober 2018 09:43:02
Imas Heniyati istri Bambang warga Desa Pasuruan Lor RT 2 RW 9 Kacamatan Jati saat memberi keterangan terkait suaminya yang menjadi salah satu penumpang dari pesawat Lion Air JT610 rute rute Pangkal Pinang yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat Senin (29/10/2018) kemarin. (Istimewa)
Murianews, Kudus - Bambang Rozali Usman (46) warga Desa Pasuruan Lor RT 2 RW 9 Kecamatan Jati menjadi salah satu penumpang dari pesawat Lion Air JT610 rute rute Pangkal Pinang yang jatuh di Perairan Karawang, Jawa Barat Senin (29/10/2018) kemarin. Bambang adalah Kepala Sub Bagian Tata Usaha dan Rumah Tangga di Direktorat Jenderal Perbendaharaan Kantor Wilayah Pangkal Pinang. Imas Heniyati istri Bambang menceritakan sebelumnya suaminya pulang ke Kudus kumpul bersama keluarga. Kemudian setiap suaminya kembeli bekerja di Pangkal Pinang dan kemudian melakukan pendaratan pesawat, suaminya langsung memberikan kabar. Namun pada penerbangan Senin (29/10/2018) kemarin, ia tidak mendapatkan kabar dari suaminya. "Saya mulai was-was karena sampai pukul 09.00 kemarin, tidak mendapati kabar dari suami. Kemudian saya berusaha menelpon, tapi tidak aktif. Lalau saya buka grup WhatsApps Kanwil Darmawanita. Ternyata di grup sudah ramai kabar kecelakaan pesawat," ceritanya. Lalu, Imas mencoba mengecek kembali foto tiket pesawat yang sempat dikirimkan Bambang kepadanya. Sontak, dirinya bingung. Sebab, nomor dan jadwal pesawat sama persis dengan kabar yang diberitakan salah satu media televisi swasta nasional tentang hilangnya kontak Pesawat Lion Air JT610. "Saya bingung, kemudian anak saya di Makassar saya hubungi. Kakak saya di Rangkasbitung juga saya hubungi untuk meminta bantuan agar dicek ke bandara Soekarno Hatta," jelasnya. Lanjut dia, dan benar saja, suaminya turut menjadi korban jatuhnya pesawat tersebut. "Memang benar adanya kabar itu, suami saya menjadi korban pada kejadian pesawat jatuh itu," ungkapnya. Jelaskan dia, suaminya Bambang bekerja di Pangkal Pinang sudah tiga tahun. Sebelumnya, suaminya bekerja di Medan selama 2,5 tahun. "Sejak Jumat (26/10/2018) lalu, suami saya pulang ke kampung di Kudus. Selain itu, anaknya kedua yang berada di Purwokerta juga diminta pulang," lanjutnya. "Sama anak-anak tidak ada pesan khusus. Kemarin pulang karena memang ingin kumpul keluarga. Karena momen satu dua hari saja merupakan waktu yang penting bagi kami," pungkasnya. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar