Jumat, 29 Maret 2024

Ratusan Petani Tebu Gelar Aksi Minta Pemerintah Stop Impor Gula

Dian Utoro Aji
Rabu, 17 Oktober 2018 09:25:38
Ratusan petani tebu mengadakan aksi di Istana Merdeka Jakarta selama tiga hari. (MuriaNewsCom/Istimewa)
Murianews, Kudus – Ratusan petani tebu mengadakan aksi di Istana Merdeka Jakarta selama tiga hari. Yakni mulai hari Selasa (16/10/2018) kemarin hingga Kamis (18/10/2018) besok. Para petani yang tergabung dalam Andalan Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) meminta pemerintah pusat untuk menyetop impor gula. Sekretaris Jendral (Sekjen) APTRI M. Nur Khabsyin mengatakan ada beberapa tuntutan para petani tebu kepada pemerintah. Pertama yakni stop impor gula. Menurutnya stok gula di petani sudah banyak. Pada tahun 2018 stok gula konsumsi surplus 2,4 juta ton. “Stok sisa akhir tahun 2017 sebesar 1 juta ton. Kemudian untuk rembesan gula rafinasi tahun 2018 sebesar 800.000 ton. Ada pula produksi gula konsumsi tahun 2018 sebesar 2,1 juta ton, lalu impor gula konsumsi tahun 2018 sebanyak 1,2 juta ton, sehingga total stok keseluruhan sebanyak 5,1 juta ton.  Padahal kebutuhan gula konsumsi hanya 2,7 juta ton,” jelasnya, Rabu (17/10/2018). Ia mengatakan komitmen pemerintah akan membeli gula petani 600 ribu ton melalui Bulog dengan harga Rp 9.700/kg ternyata hanya angin surga. Kenyataanya Bulog hanya membeli sekitar 100 ribu ton saja. Sehingga dampaknya petani terpaksa menjual gula dengan harga di bawah Rp 9000/kg. “Dengan harga pembelian Bulog itu pun kami masih rugi karena biaya produksi gula petani sebesar Rp. 10.600 – 11.000 /kg. Maka kerugian kami untuk tahun 2018 sebesar Rp. 2 triliyun dengan perhitungan kerugian petani Rp. 2000/kg  X  1 juta ton gula tani,” keluh Khabsyin yang juga Anggota DPRD Kabupaten Kudus. Untuk itu, ia meminta untuk menindak tegas pelaku rembesan gula. Sebab ia menilai adanya rembesan gula rafinasi ini menyebabkan gula petani tidak lagu. Tercatat pada tahun 2018 ini saja sudah ada 800 ribu ton rembesan gula rafinasi. Sehingga petani sangat dirugikan. “Kami sudah menemukan banyak rembesan dan melaporkan ke bareskrim mabes Polri. Rembesan ini akibat ijin impor rafinasi yg kebanyakan yaitu 3,6 juta ton, padahal kebutuhan hanya 2,4 juta ton,” lanjutnya. Ditambahkan dia, para petani tebu juga meminta Presiden Jokowi untuk mencopot menteri perdagangan Enggartiasto Lukita. Sebab, menteri perdagangan dinilai menjadi pihak yang paling bertanggung jawab atas banjirnya impor gula. “Ganti menteri perdagangan sebagai orang yang paling bertanggungjawab terhadap banjirnya impor gula,” tandasnya. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar