Jumat, 29 Maret 2024

Dollar Melejit, Pengusaha Tahu di Kudus Hanya Bisa Pasrah

Dian Utoro Aji
Jumat, 7 September 2018 18:47:05
Para pekerja tahu saat memproduksi tahu yang terletak di Desa Pedawang RT4/RW 2 Kecamatan Bae Kudus, Jumat (7/9/2018). (MuriaNewsCom/Dian Utoro Aji)
Murianews, Kudus – Pengusaha tahu di Desa Pedawang Kecamatan Bae Kabupaten Kudus mulai terdampak melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dollar hampir di angka Rp 15 ribu. Para pengusaha mulai was-was, karena harga bahan baku produksi terus mengalami kenaikan. Hingga saat ini, para pengusaha hanya bisa pasrah. “Nilai tukar rupiah terhadap dollar terus melemah, tentunya berdampak bagi pengusaha seperti kami. Karena harga kacang kedelai sekarang naik tinggi sekali. Padahal kami menggunakan bahan baku kacang kedelai impor,” Nur Imrohna (38) Koordinator Produksi tahu terletak di Desa Pedawang Kecamatan Bae, Jumat (7/9/2018). Ia mengatakan, harga kacang kedelai impor sekarang di kisaran harga Rp 75 ribu perkwintal  atau sekitar Rp 7.500 per kilonya. Padahal harga biasanya dikisaran Rp 60 ribu perkwintal atau sekitar Rp 6 ribu per kilogram. Kenaikannya jika dibanding harga normalnya mencapai Rp 1.500 per kilogram. “Kenaikan terjadi sejak habis lebaran kemarin. Harga kacang kedelai terus mengalami kenaikan. Tentunya kondisi seperti sekarang mempersulit para pengusaha tahu seperti kami,” lanjutnya. Meskipun harga bahan baku terus mengalami kenaikan, ia mengaku tidak menaikkan harga jualnya. Saat ini harga tahu Rp 25 ribu per satu kotak. Setiap satu kotak berisi 50 potong tahu. “Kalau menaikan harga kami tidak bisa langsung menaikan harga sendiri. Kami kan ada paguyubannya. Kalau menaikan harga harus ada koordinasi terlebih dahulu dengan paguyuban,” jelasnya. Selain tidak menaikan harga jual tahu, ia juga mengaku tidak mengurangi produksi tahu sehari-hari. Dalam seharinya, ia mengaku memproduksi 72 kilo bahan baku kedelai. Dari jumlah bahan baku itu, dalam seharinya ia mampu memproduksi 3000 kotak tahu dalam seharinya. “Apalagi mengurangi produksi, kami memproduksi sehari tetap sama dengan hari-hari biasanya. Kalau kami mengurangi produksi, nanti kasian pedagang kami. Kami setiap harinya ada pedagang yang menjual tahu kami,”ungkapnya. Oleh karena itu, ia berharap nilai tukar rupiah terhadap dollar bisa kembali menguat. Dengan demikian, para pengusaha tetap memproduksi tahu tanpa harus khawatir akan gulung tikar. “Harapannya rupiah kembali normal, pengusaha tahu juga normal,” tutupnya. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar