Jumat, 29 Maret 2024

Tak Miskin Lagi, 44 Penerima Bantuan PKH di Blora Ini Mengundurkan Diri

Dani Agus
Jumat, 10 Agustus 2018 19:15:34
Bupati Blora Djoko Nugroho sempat menanyakan alasan warganya mundur sebagai peserta PKH sebelum menyerahkan piagam penghargaan. (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Blora - Sebanyak 44 Keluarga Penerima Manfaat (KPM) dalam Program Keluarga Harapan (PKH) di Kabupaten Blora mengundurkan diri atas kemauannya sendiri dan dinyatakan mandiri. Pengunduran diri itu dilakukan karena mereka saat ini merasa kondisinya sudah tidak miskin lagi sehingga tidak berhak lagi menerima bantuan dari pemerintah. Adanya KPM yang mengundurkan diri karena merasa tidak miskin lagi itu mendapat perhatian dari Bupati Blora Djoko Nugroho. Djoko merasa senang dan bangga kepada para KPM yang telah sadar dengan sendirinya dan berani jujur tentang kemampuan ekonominya. Sebagai bentuk apresiasi, Djoko memberikan piagam penghargaan khusus pada 44 KPM yang mengundurkan diri tersebut. “Saya berharap ini bisa menjadi contoh untuk masyarakat lainnya. Jangan seperti saat PPDB kemarin, banyak orang mendadak mengaku miskin hanya untuk mendaftarkan anak sekolah. Justru kejujuran untuk menolak bantuan sosial seperti ini yang patut dicontoh dan diapresiasi,” ucap Djoko. Pemberian piagam diserahkan langsung oleh Djoko Nugroho didampingi Kepala Advokasi Daerah Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K) Republik Indonesia Muhammad Arif Tasrif, dan Ketua Tim Koordinasi Penanggulangan Kemiskinan Daerah (TKPKD) Blora Arief Rohman. Piagam diserahkan kepada tiga perwakilan KPM PKH dari Kecamatan Bogorejo. Yakni, Kunarwati dan Kartini dari Desa Sendangrejo, serta Sri Kundasah dari Desa Karang. Usai menyerahkan penghargaan, Djoko berjanji akan memberikan bantuan untuk pengembangan usaha ketiga orang itu. Tujuannya agar mereka bisa hidup lebih mapan lagi pasca menyatakan diri mundur dari penerima KPM PKH. Untuk Sri Kundasah akan dibantu alat jahit sekaligus pelatihannya. Kemudian, Kartini akan dibantu tambahan ternak sapi. Sedangkan Kunarwati akan dibantu pompa air agar sawahnya bisa terus ditanami. “Ini baru tiga. Saya ingin bertemu dengan yang lainnya. Mereka perlu diapresiasi dan didorong jangan sampai kembali menjadi penerima PKH,” cetusnya. Sementara itu, Koordinator PKH tingkat Kabupaten Blora Rohim menyatakan, dari 44 KPM yang mundur itu paling banyak dari Kecamatan Bogorejo, yakni ada 9 KPM. Kemudian, Kecamatan Todanan 8 KPM, Kecamatan Kedungtuban, Cepu dan Banjarejo masing-masing 6 KPM, Kecamatan Ngawen, Jati, Sambong, Kunduran masing-masing 2 KPM, serta Kecamatan Japah 1 KPM. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar