Jumat, 29 Maret 2024

Ikuti Workshop Sagusabu, Ratusan Guru di Grobogan Komitmen Siap Menulis Buku

Dani Agus
Rabu, 8 Agustus 2018 14:44:15
Kepala Dinas Pendidikan Grobogan Amin Hidayat menyampaikan beberapa catatan sebelum membuka workshop Sagusabu, Rabu (8/8/2018). (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Ratusan guru SD dan SMP di Grobogan menyatakan kesanggupannya untuk menulis buku. Hal itu ditegaskan para guru saat pembukaan workshop ‘Satu Guru Satu Buku’ (Sagusabu) yang dilangsungkan di Hotel Grand Master Purwodadi, Rabu (8/8/2018). Acara pelatihan tersebut dibuka langsung oleh Kepala Dinas Pendidikan Grobogan Amin Hidayat. Workshop dijadwalkan berlangsung dua hari hingga Kamis besok. Sebagai nara sumber adalah CEO Mediaguru Muhammad Ihsan dan pemred Mediaguru, penulis buku yang merupakan mantan editor koran Jawa Pos Eko Prasetyo. Dalam kesempatan itu, Amin Hidayat menyatakan, jumlah guru yang mengikuti kegiatan sebanyak 198 orang. Ia secara khusus memberikan apresiasi kepada guru-guru yang mau mengikuti pelatihan itu. Terutama, bagi guru-guru dari luar daerah yang sudah banyak berkorban biaya, waktu, tenaga dan pikiran untuk mengikuti kegiatan di Grobogan. “Selain dari Grobogan, ada guru dari Brebes, Jepara, Kendal dan Sragen yang ikut kegiatan kali ini. Khusus untuk peserta dari luar kota akan saya kasih dorprize khusus berupa buku,” katanya. Pihaknya berharap melalui Sagusabu kualitas guru dalam hal menulis semakin meningkat. Menurut Amin, menulis itu adalah kemampuan literasi yang memberikan banyak manfaat dalam profesi guru. [caption id="attachment_146700" align="alignnone" width="715"] Kepala Dinas Pendidikan Grobogan Amin Hidayat memberikan ucapan selamat pada guru yang mengikuti workshop Sagusabu. (MuriaNewsCom/Dani Agus)[/caption] “Tidak semua orang itu mampu menulis buku. Terkadang kita ini bingung tentang apa yang harus ditulis, dan dari mana harus mulai menulis,” katanya. Amin menegaskan, menulis itu adalah kemampuan literasi yang dekat dengan dunia guru. Dengan menulis buku maka guru akan mendapatkan efek positif yang akan diperolehnya. Antara lain, efek kedinasan dalam mendukung kenaikan pangkat golongan. Selain itu, dengan menulis buku juga memberikan dampak positif terhadap popularitas, berbagi inspirasi dan ilmu, menyebarkan kebenaran, legacy dan royalti atau penghasilan. “Jika guru tidak mampu menulis buku setelah mengikuti pelatihan ini maka akan dinilai gagal sebagai peserta. Jadi, habis pelatihan ini maksimal satu bulan kedepan harus sudah bikin buku. Yang jelas, guru jangan mati sebelum menulis buku,” katanya dengan nada berkelakar. Sementara itu, Muhammad Ihsan selaku nara sumber banyak memberikan semangat guru-guru dan berbagi tips menulis buku saat mengisi pelatihan. Menurut Ihsan, semangat yang kuat adalah modal utama guru-guru dalam mengatasi berbagai kendala menulis. “Dengan semangat hebat guru akan mampu mengalahkan berbagai teknik apapun. Banyak pengalaman guru-guru di Indonesia yang mengikuti pelatihan Sagusabu akhirnya mampu melewati berbagai kendala yang selama ini membelenggunya dalam menulis buku,” katanya. (NAP) Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar