Jumat, 29 Maret 2024

3 Bulan Tak Ada Hujan, 146 Desa di Blora Dilanda Kekeringan

Dani Agus
Sabtu, 4 Agustus 2018 18:00:57
Droping air terus dilakukan lantaran kekeringan di Blora semakin meluas. (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Blora - Jumlah desa di Blora yang mengalami dampak kekeringan terus meningkat. Hingga awal Agustus ini, terdata sudah ada 146 desa di 14 kecamatan yang mengalami kesulitan mendapatkan air bersih. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Blora Sri Rayahu menyatakan, kekeringan mulai terjadi sejak tiga bulan lalu. Dari 14 kecamatan yang wilayahnya mengalami kekeringan, ada satu kecamatan yang kondisinya paling parah. Yakni, Kecamatan Jati yang semua desa di wilayah itu terkena dampak kekeringan. Jumlahnya ada 12 desa. “Terkait kondisi ini, kita sudah tetapkan status darurat bencana kekeringan. Penetapan status ini dilakukan menyusul makin banyaknya jumlah desa yang dilanda kekeringan,” jelasnya pada wartawan. Menurutnya, untuk menanggulangi bencana kekeringan, pihaknya sudah mulai melakukan droping air bersih sejak satu bulan lalu. Bantuan air yang disalurkan sebanyak 50 tangki per hari. Bantuan air bersih diprioritaskan untuk desa yang kategori kekeringannya berat. “Hingga hari ini, penyaluran bantuan air bersih masih terus kita lakukan. Puncak kekeringan kita perkirakan terjadi pada bulan Agustus ini,” jelas pejabat yang akrap dipanggil Yayuk itu. Ia menambahkan, untuk penanganan bencana kekeringan tahun ini, sudah dialokasikan anggaran sekitar Rp 500 juta. Dana ini disiapkan untuk kegiatan yang berkaitan dengan penanganan bencana kekeringan, khususnya droping air bersih pada masyarakat. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar