Jumat, 29 Maret 2024

82 Desa Krisis Air, Grobogan Siaga Darurat Kekeringan

Dani Agus
Kamis, 2 Agustus 2018 18:33:02
Seorang warga sedang mengambil jatah air setelah menunggu antrian cukup panjang saat kemarau datang. (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Status siaga darurat bencana kekeringan sudah ditetapkan Bupati Grobogan. Penetapan status satu level di bawah darurat ini dilakukan menyusul makin banyaknya jumlah desa yang dilanda kekeringan. Saat ini, sudah ada 82 desa di 12 kecamatan yang mengalami dampak kekeringan. Beberapa hari lalu, jumlahnya baru mencapai 79 desa. “Terbaru, ada tambahan tiga desa yang mengalami kekeringan. Yakni Desa Tanjungrejo di Kecamatan Wirosari, serta Desa Ngrandah, dan Desa Tunggak di Kecamatan Toroh. Saat ini status sudah siaga darurat. Kendati demikian, bencana kekeringan belum mencapai puncaknya,” kata Kabid Kedaruratan dan Logistik Badan Penanggulangan Bencana Daerah Grobogan Budi Prihantoro, Kamis (2/8/2018). Dijelaskan, 82 desa tersebut berasal dari Kecamatan Gabus ada 12 desa, Ngaringan empat desa, Grobogan delapan desa, Kradenan 14 desa, Kedungjati empat desa, Pulokulon 13 desa, Geyer 10 desa, Purwodadi enam desa, Gubug satu desa, Tawangharjo empat desa, Wirosari empat deaa, dan Toroh dua desa Dampak kekeringan cukup parah terjadi di beberapa kecamatan. Yakni, Kecamatan Gabus, Geyer, Kradenan, Kedungjati dan Pulokulon. Sedangkan di Kecamatan lainnya, sebagian besar masih kategori sedang. Terkait kondisi kekeringan itu, Budi menyatakan, pihaknya sudah mulai melakukan droping air bersih sejak dua pekan lalu. Hingga saat ini, bantuan air yang disalurkan sebanyak 123 tangki. Bantuan air bersih diprioritaskan untuk desa yang kategori kekeringannya berat. “Hingga hari ini, penyaluran bantuan air bersih masih terus kita lakukan. Prioritasnya untuk yang berat dulu. Kekuatan droping per hari sekitar 9 sampai 12 tangki,” jelasnya. Agus menambahkan, untuk penanganan bencana kekeringan tahun ini, sudah dialokasikan anggaran sekitar Rp 175 juta. Dana ini disiapkan untuk kegiatan yang berkaitan dengan penanganan bencana kekeringan, khususnya droping air bersih pada masyarakat. “Selain itu, kami juga menggandeng PMI, Baznas, Pengusaha melalui dana CSR, komunitas, dan instansi-instansi non pemerintahan,’’ sambung Budi. Berdasarkan data bencana yang ada, dari 280 desa/kelurahan yang ada, hampir separuhnya rawan bencana kekeringan. Sementara dari 19 kecamatan, hanya ada empat kecamatan yang relatif  aman dari bencana kekeringan. Yakni Kecamatan Godong, Gubug, Klambu dan Tegowanu. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar