Jumat, 29 Maret 2024

Keren! Tanaman Padi Raksasa Milik Petani Rowosari Grobogan Ini Bikin Penasaran Banyak Orang

Dani Agus
Kamis, 2 Agustus 2018 17:53:57
Areal tanaman padi raksasa milik Saputro Wicaksono, warga Dusun Jatipeting, Desa Rowosari, Kecamatan Gubug saat ini sedang jadi perhatian banyak pihak. (MuriaNewsCom/Dani Agus)
Murianews, Grobogan - Areal tanaman padi milik Saputro Wicaksono, warga Dusun Jatipeting, Desa Rowosari, Kecamatan Gubug saat ini sedang jadi buah bibir banyak pihak. Soalnya, tanaman padi milik petani berusia 56 tahun itu belum pernah ditanam sebelumnya di wilayah Jawa Tengah. Kondisi padi yang ditanam Saputro secara fisik memang berbeda dengan tanaman sejenis yang ada di sekitarnya. Tanaman padi batangnya kokoh dan tingginya hampir mencapai 2 meter. Padi yang ditanam ini sementara diberi label varietas PIM 1. PIM itu merupakan singkatan dari Petani Indonesia Menggugat. Beberapa waktu sebelumnya, padi jenis ini sempat ditanam oleh petani di Kabupaten Blitar, Jawa Timur. “Saya mendapatkan benih padi pada April lalu dari seorang teman yang tinggal di Jawa Timur. Kemudian, benih sebanyak 10 kilogram itu saya tanam pada tanggal 1 Mei lalu. Oleh petani, padi jenis ini dinamakan padi purba atau padi raksasa. Beberapa hari lagi, padi ini siap panen,” kata Saputro, Kamis (2/8/2018). Selain ukurannya yang tinggi, padi ini punya kelebihan lainnya. Seperti memiliki umur pendek, sekitar 90 - 95 hari. Selain itu, padi varietas PIM 1 ini memiliki kisaran 600 hingga 700 bulir per tangkainya. Jumlah ini lebih banyak dibandingkan padi varietas lainnya yang hanya punya 200 hingga 215 bulir per tangkainya. Padi raksasa tersebut ditanam Saputro di lahan seluas 2.500 meter persegi. Dari awal hingga saat ini, padi tersebut bisa tumpuh normal. Meski demikian, ada sedikit perbedaan jika dibandingkan dengan kondisi tanaman yang di Blitar. “Perbedaan dari yang ditanam di Blitar ada pada tinggi tanaman. Tanaman milik saya sedikit lebih rendah dibandingkan yang di Blitar. Tapi untuk jumlah bulirnya hampir sana. Barangkali ini pengarus cuaca di sini yang lebih panas dan kandungan unsur hara dalam tanahnya berbeda,’’ jelasnya. Sejak ditanam, padi raksasa itu sudah mengundang perhatian. Indikasinya, ada banyak orang yang datang untuk melihat langsung kondisi tanaman di lapangan. Bahkan, anggota Komisi B DPRD Jateng bersama pejabat Dinas Pertanian dan Perkebunan Jateng serta Dinas Pertanian Grobogan juga sempat meninjau ke lokasi, Rabu (1/8/2018) lalu. “Langkah Pak Saputro dalam mencoba varietas baru ini perlu diapresiasi. Ini sebuah ujicoba yang sudah pasti memiliki risiko. Untuk itu, perlu ada evaluasi dan proses penelitian untuk melihat kekurangan dan kelebihan yang ada,” kata Wakil Ketua Komisi B DPRD Jateng Yudhi Sancoyo, saat meninjau lokasi padi raksasa. Sementara itu, Kepala Dinas Pertanian Grobogan Edhie Sudaryanto mengatakan, padi varietas PIM 1 masih tahap ujicoba dan belum dilepas oleh Kementrian Pertanian. Menurutnya, pertumbuhan tanaman belum konsisten karena masih tahapan ujicoba. Untuk hasil tanaman padi varietas PIM 1 yang diperkirakan hingga tiga kali lipat, nantinya masih perlu dibuktikan. Edhie berharap agar Saputro melakukan seleksi lagi peranakan dari varietas padi yang sudah ditanam tersebut. Nantinya, hasil seleksi akan bisa ditanam lagi dan diajukan untuk mendapatkan sertifikasi. “Saat ini, proses untuk memunculkan vareitas lokal yang tersertifikasi tidak sulit. Pengajuannya hanya sampai di tingkat provinsi saja,” katanya. Editor : Supriyadi

Baca Juga

Komentar