Kamis, 28 Maret 2024

Cuaca Buruk, Pencarian Nelayan Dukuhseti di Perairan Banyutowo Pati Dihentikan

Cholis Anwar
Rabu, 1 Agustus 2018 11:53:18
Tim pencari nelayan Dukuhseti, Pati yang hilang, bersandar di bibir pantai. (MuriaNewsCom/Cholis Anwar)
Murianews, Pati - Pencarian nelayan yang hilang di perairan Dukuhseti, yakni  Said (30) warga Desa/Kecamatan Dukuhseti, terpaksa harus dihentikan. Selain terkendala cuaca laut yang buruk, dari keterangan temannya yang ditemukan selamat, yakni Aldi (35), kemungkinan sudah tenggelam ke dasar laut. Kepala TPI Banyutowo, Dukuhseti, Dediyana mengatakan, dari tim pencarian Pati sudah menghentikan pencarian nelayan yang hilang setelah sepekan ini. untuk tinggi gelombang, saat ini mencapai 3-4 meter. Sehingga, pencrian terpaksa dihentikan. ”Ketinggian ombak kini mencapai 3-4 meter. Korban hilang di sekitar Pulau Mondoliko Jepara. Kalau dari kami sudah menghentikan. Semua tim pencarian dari kabupaten ditarik. Mungkin dari tim pencarian Jepara juga dihentikan,” tuturnya, Rabu (1/8/2018). Ia mengatakan, perahu yang dikendarai kedua ABK itu milik warga Banyutowo. Namun perahu tersebut biasanya diparkirkan di pinggir sungai Desa Alasdowo. Sementara, kedua ABK itu setiap harinya mencari rajungan. Biasanya penangkapan rajungan memilih di sekitar laut Pulau Mondoliko. ”Satu nelayan yang hilang ditemukan oleh nelayan Rembang, saat ini kondisinya sudah semakin membaik,” ujarnya. Berdasarkan penuturan Aldi, Said pada saat kejadian sengaja melompat ke laut lantaran melihat ada kapal besar yang mendekat. Padahal, saat itu tidak ada kapal sama sekali. Setelah Said melompat, Aldi memberikan tutup fiber ikan supaya tidak tenggelam. Setelah itu, Aldi berusaha menyelamatkan korban namun tak berhasil. ”Keduanya terombang-ambing di atas laut sehari semalam hingga akhirnya ada kapal cantrang milik warga Rembang yang melintas menolong. Nahasnya, saat mau mengangkat korban ke kapal, korban tenggelam dan tidak ditemukan,” terangnya. Dia mengimbau agar para nelayan tidak mengabaikan untuk membawa pelampung pada saat melaut. Padahal, di banyutowo sendiri pihaknya sudah membagian 400 pelampung pada tahun ini. ”Sebisa mungkin, pelampung harus terus dibawa pada saat melaut. Agar, apabila terjadi sesuatu yang tidak diinginkan, pelampung itu bisa segera digunakan untuk penyelamatan sementara,” tandasnya. Editor: Supriyadi

Baca Juga

Komentar